Senin, 23 September 2013

Aplikasi Penggunaan Elektrolisis

Elektrolisis merupakan proses disosiasi suatu elektrolit dengan bantuan arus listrik. Karena dinilai bermanfaat, sekarang banyak dikembangkan teknik elektrolisis untuk keperluan industri. Halaman ini akan menjelaskan penerapan elektrolisis dalam kehidupan manusia. Banyak sekali manfaat elektrolisis, di antaranya adalah:

Pemurnian Logam

Pada pemurnian logam, anoda yang dipakai adalah logam tak murni (kotor). Pengotor akan terlepas selama proses elektrolisis ketika logam bergerak dari anoda ke katoda. Selama proses ini, katoda mengandung dekomposisi logam murni dari larutan yang berisi ion logam. Sebagai contoh, tembaga dimurnikan melalui elektrolisis yang membutuhkan konduktivitas listrik yang tinggi. Pada proses ini, katoda adalah tembaga murni, sedangkan anoda adalah tembaga kotor. Ion Cu2+ dari anoda bergerak melalui larutan tembaga(II) sulfat menuju katoda dan berubah menjadi padatan tembaga. Selama proses berlangsung, pengotor akan mengendap di dasar tangki. Hasil samping berupa pengotor disebut sebagai lumpur anoda.

Elektrosintesis

Elektrosintesis adalah metode yang menggunakan reaksi elektrolisis untuk menghasilkan produk tertentu. Sebagai contoh adalah elektrosintesis MnO2 yang merupakan bahan baku pembuatan baterai alkalin. Larutan untuk elektrosintesis senyawa MnO2 adalah MnSO4 dalam H2SO4. Berperan sebagai anoda adalah grafit, dimana Mn2+ teroksidasi. Sedangkan di katoda, hidrogen tereduksi  dari H+ menjadi H2. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Mn2+(aq) + 2 H2O(l) → MnO2(s) + 2H+(aq) + H2(g)

Proses Klor-alkali

Elektrolisis air laut dapat menghasilkan klorin dan basa natrium hidroksida. Ada tiga macam metode berbeda dimana dua komponen tersebut dihasilkan, yaitu sel membran, sel diafragma, dan proses sel merkuri.

Proses sel membran

Proses ini lebih efisien daripada yang lain karena tidak menggunakan merkuri dan tidak membutuhkan energi yang besar. Mengandung membran penukar kation yang biasanya terbuat dari polimer fluorokarbon.
chlor alkali
Ilustrasi proses klor-alkali dengan sel membran
Membran ini mengijinkan kation terhidrasi untuk melewati kompartemen antara anoda dan katoda, tetapi tidak untuk anion OH- dan Cl-. Dengan demikian proses ini menghasilkan natrium hidroksida tanpa kontaminasi ion klorida.

Sel diafragma

Pada sel diafragma, Cl2 dilepaskan dari anoda ketika H2 dilepaskan dari katoda. Jika Cl2 bergabung dengan NaOH, Cl akan berubah menjadi produk lain. Dengan demikian sel diafragma mempunyai NaCl dalam jumlah besar, dan jumlah kecil pada larutan pada katoda untuk NaCl berhubungan dengan larutan lain, menghindari laju balik NaOH.

Proses sel merkuri

Elektrolisis air laut dalam merkuri menghasilkan klorin dan larutan natrium hodroksida pada waktu yang sama. Metode ini melibatkan merkuri sebagai katoda dan grafit sebagai anoda. Merkuri menarik ion natrium dan kalium dan membentuk amalgam. Meskipun demikan ketika amalgam terkena air membentuk natrium hidroksida dan hidrogen meninggalkan merkuri dan nantinya dapat digunakan kembali. Gas klorin tersisa pada anoda.
 
Sumber : http://www.ilmukimia.org/2013/04/penggunaan-elektrolisis.html

Senin, 16 September 2013

Bentuk-Bentuk Sosialisasi

Proses sosialisasi mengantarkan kita pada bentuk-bentuk sosialisasi yang ada dalam kehidupan manusia di dalam masyarakat.Bentuk-bentuk sosialisasi yang ada itu antara lain adalah sosialisasi setelah masa kanak-kanak (socialization after chilhood), pendidikan sepanjang hidup (life long education), dan pendidikan berkesinambungan (continuing education). Selain itu, dalam kehidupan manusia juga dikenal dengan adanya beberapa bentuk sosialisasi, diantaranya adalah :
1.      Sosialisasi primer
merupakan sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, dimana ia menjadi anggota masyarakat.
2.      Sosialisasi sekunder
merupakan proses setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakat. Ada beberapa macam sosialisasi sekunder, antara lain :
a.       Desosialisasi dan resosialisasi
Merupakan proses sosialisasi dimana seorang individu mengalami pencabutan diri yang dimilikinya, yang kemudian seseorang tersebut diberi suatu diri yang baru. Hal ini erat kaitannya dengan :
§  Institusi total (total institutions).
Goffman mengatakan bahwa institusi total merupakan suatu tempat tinggal dan bekerja yang di dalamnya sejumlah individu dalam situasi sama, terputus dari masyarakat yang lebih luas untuk suatu jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung dan diatur secara formal. Contoh yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari adalah rumah sakit jiwa (RSJ), lembaga pemasyarakatan (LP) dan sekolah kemiliteran. Setiap individu yang masuk ke dalam lembaga-lembaga tersebut akan mengalami pencabutan diri dari yang dimilikinya dan akan mendapat diri yang baru. Namun perbedaannya adalah apabila di masuk RSJ dan LP itu bukan berdasar pada kerelaan dan apabila keluar akan tetap mendapat stigma dari masyarakat atau lingkungannya. Sedangkan di sekolah kemiliteran (AKMIL, AAU, AAL, AKPOL), individu yang masuk kesana adalah berdasar faktor kerelaan dan menjalani pembinaan profesi untuk tujuan khusus, dan apabila keluar maka akan memiliki kebanggaan tersendiri sebagai mantan warga dari lembaga pendidikan tersebut.
§  Cuci otak (brainwashing).
Proses sosialisasi model ini biasanya menggunakan praktek penekanan baik fisik dan psikologis, yang kemudian pada akhirnya individu ini menaati segala perintah yang ditujukan kepadanya. Teknik yang digunakan dapat berupa teknik pengendalian terhadap pemikiran dan tindakan seperti isolasi, ancaman, siksaan, pembatasan tidur atau makanan para tahanan yang diarahkan untuk membuat pengakuan palsu, mengkritik diri mereka sendiri dan ikut serta dalam kegiatan propaganda musuh. Hal ini bisa dialami oleh para tahanan perang dan anggota dari kelompok teroris.
b.      Sosialisasi antisipatoris (anticipatory socialization)
merupakan suatu bentuk sosialisasi sekunder yang mempersiapkan seseorang untuk peran baru. Contoh yang ada dalam kehidupan bermasyarakat antara lain adalah menjelang saat kita beralih pendidikan menuju jenjang yang lebih tinggi (dari SMA ke Perguruan Tinggi), saat sekolah menuju dunia kerja, saat dunia kerja menuju ke kehidupan pensiun, atau dari seorang bujangan menjadi istri atau suami. Saat-saat itu adalah saat kita harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam menyongsong peranan baru. Namun apabila kita tidak jadi melakukan peran yang sudah kita persiapkan tersebut maka mau tidak mau kita harus kembali ke peranan yang sebelumnya.
Di sisi lain kita juga harus melihat pola-pola sosialisasi yang ada dalam masyarakat. Menurut Jaeger, terdapat dua macam pola sosialisasi yang ada yaitu :
a.       Sosialisasi represif.
Sosialisasi tipe ini mengedepankan pada penggunaan hukuman terhadap  kesalahan. Ciri lain yaitu penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan pada kepatuhan anak pada orang tua, penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan titik berat sosialisasi pada orang tua dan keinginan orang tua, dan  peran keluarga adalah sebagai significant other.
b.      Sosialisasi partisipatoris.
Merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan di kala berperilaku baik, hukuman dan imbalan bersifat simbolis, anak diberi kebebasan, penekanan diletakkan pada interaksi, komunikasi bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, keperluan anak dianggap penting, dan keluarga menjadi generalized others.
Pola sosialisasi lain yang dikemukakan oleh Elizabeth Hurlock adalah sebagai berikut :
  1. Otoriter.
Tingkah laku anak diatur secara kaku dan tidak ada kebebasan berbuat kecuali hal-hal yang sudah ditetapkan oleh peraturan. Orang tua tidak mendorong anaknya untuk mengambil keputusan sendiri tetapi menentukan apa yang harus dilakukan oleh anaknya. Setiap pelanggaran dikenakan hukuman. Hampir tidak pernah atau bahkan tidak pernah sama sekali anak diberikan pujian atau tanda-tanda membenarkan tingkah laku anak dalam melakukan sesuatu. Dengan demikian anak tidak memperoleh kesempatan untuk mengemdalikan perbuatannya.
  1. Demokratis.
Orang tua menggunakan diskusi, penjelasan dan alasan-alasan yangemembantu anak agar mengerti mengapa ia diminta mematuhi suatu aturan. Orang tua menekankan aspek pendidikan bukan hukuman. Hukuman tidak pernah kasar dan hanya diberikan apabila si anak dengan sengaja menolak perbuatan yang harusnya dia lakukan. Apabila anak melakukan perbuatan yang memang seharusnya ia lakukan mak diberikan pujian. Orang tua yang demokratis adalah orang tua yang berusaha menumbuhkan kontrol dari dalam anak sendiri.
  1. Permisif.
Orang tua bersikap membiarkan atau mengizinkan setiap tingkah laku anak.Pola ini ditandai dengan sikap orang tua yang membiarkan anaknya mencari dan menemukan sendiri tata cara yang memberikan batasan dari tingkah lakunya. Pada saat terjadi hal yang berlebihan barulah orang tua bertindak, sehingga pengawasan bersifat longgar.
TAMBAHAN  : TOPIK PROSES SOSIALISASI

Pemikiran George Ritzer
Dalam pembahasan mengenai sosialisasi, George Ritzer juga ikut menyumbangkan pemikirannya. Hal ini dimulai ketika Ritzer melihat pada tahapan siklus kehidupan manusia, dimana dia membaginya menjadi empat tahap yaitu :
1.      Masa kanak-kanak
Kewajiban orang tua pada masa ini adalah untuk membentuk kepribadian anak-anaknya. Apa yang dilakukan orang tua pada anak di awal masa pertumbuhannya sangat menentukan kepribadian anak tersebut. Dengan kata lain, orang tua menjadi role model bagi anak-anaknya. Proses sosialisasi pada tahap ini digambarkan melalui kerangka AGIL (Adaptation - Goal Attainment – Integration – Latent Pattern Maintenance) yang diperkenalkan oleh Talcott Parson dalam menganalisis tindakan-tindakan sosial. Dalam konsep ini, terbagi dalam tahap-tahap yang bersifat berkesinambungan. Fase-fase tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Fase Laten
Dalam fase ini proses sosialisasi yang berlangsung belum terlihat nyata. Pengenalan anak terhadap diri sendiri tidak jelas dan anak belum merupakan satu kesatuan individu yang berdiri sendiri dan dapat melakukan kontak sosial dengan lingkungannya. Di lain pihak, lingkungan pun belum melihat anak sebagai individu yang berdiri sendiri dan yang dapat mengadakan interaksi dengan mereka. Dalam tahap pertama ini, misalnya anak masih dianggap sebagai bagian dari ibu, dan anak pada fase ini  masih merupakan satu kesatuan yang disebut ” two persons system”.
b.      Fase Adaptasi
Dalam fase ini anak mulai mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosialnya. Reaksi-reaksinya sekarang tidak lagi terdorong oleh rangsangan-rangsangan dari dari dirinya semata, tetapi ia mulai belajar bagaimana caranya bereaksi terhadap rangsangan yang datamh dari luar dirinya. Pada fase inilah peranana orang tua terlihat sangat dominan, karena anak hanya dapat belajar dengan baik atas bantuan dan bimbimngan dari orang tuanya. Hukuman dan penghargaan dari orang tuanya akan sangat berpengaruh dalam tindakan yang mereka ambil. Tingkah laku yang mendapat penghargaan berarti tingkah laku yang diterima lingkungan sedangkan yang mendapat hukuman berarti merupakan tingkah laku yang tidak dikehendaki. Sifat hukuman dan penghargaan ini seharusnya diberlakukan secara tepat, jika tidak maka akan menghambat proses sosialisasi itu sendiri.
c.       Fase Pencapaian Tujuan
Tingkah laku anak yang sudah mencapai fase ini dalam proses sosialisasinya tidak lagi hanya menyesuaikan diri, tetapi lebih terarah untuk maksud dan tujuan tertentu. Ia cenderung mengulangi tingkah laku tertentu untuk mendapatkan penghargaan dari orang tua, dan tingkah laku yang menimbulkan reaksi negatif dari orang tua berusaha ia hindari.
d.      Fase Integrasi
Dalam fase ini, tingkah laku anak tidak lagi hanya penyesuaian (adaptasi) ataupun untuk mendapatkan penghargaan dari orang tuanya (tujuan) namun sudah menjadi bagian dari dirinya sendiri yang memang ingin dilakukannya (terintegrasi dalam dirinya sendiri). Norma dan nilai yang ditanamkan orang tuanya sudah menjadi diri anak atau kata hati dari anak, bukan lagi merupakan suatu hal yang berada di luar diri anak. Contoh yang dapat diamati yaitu kebiasaan untuk bangun pagi pada anak-anak sebelum berangkat ke sekolah. Anak akan terbiasa bangun pagi bukan karena paksaan dari orang tuanya atau hanya ingin mendapatkan pujian dan penghargaan dari orang tuanya namun dengan bangun pagi maka akan lebih banyak waktu bagi si anak untuk mempersiapkan sekolahnya dengan tidak terburu-buru dan yang lebih penting lagi adalah tidak terlambat masuk sekolah. Lebih daripada itu semua adalah bahwa kesemuanya itu merupakan kebutuhan si anak.
2.      Masa remaja
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu periose yang dimulai dengan perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat menengah. Perubahan biologis yang membawanya ke usia belasan (teenagers) seringkali memengaruhi perilaku masa remaja. Pada masyarakat pedesaan terkadang perlu untuk memperpanjang masa remaja. Hal ini biasanya terjadi pada kaum lelakinya. Perkawinan yang terlalu dini dianggap tidak bijaksana, karena akan menyebabkan lahan pertanian keluarga menjadi lebih sempit karena harus dibagikan kepada keluarga baru. Strategi yang dilakukan biasanya adalah dengan menunda perkawinan sampai pada batas usia 20 atau 30 tahun. Para pemuda ini kemudian bekerja di pertanian orang tuanya dan diperlakukan seperti anak kecil (boys) sampai mereka cukup dewasa untuk memasuki usia perkawinan.
Dalam sosialisasi terhadap remaja ada suatu gejala yang disebut ”reverse socialization”. Hal ini mengacu pada cara dimana orang yang lebih muda dapat menggunakan pengaruh mereka kepada orang yang lebih tua. Mengubah pandangan, cara berpakaian, bahkan nilai-nlai mereka. Reverse socialization dapat dideskripsikan sebagai suatu hal dimana orang yang seharusnya disosialisasikan justru mensosialisasikan. Mead mengatakan bahwa sosialisasi ini banyak terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan sosial dengan cepat. Agen sosialisasi berubah ketika seseorang menginjak masa remaja. Dimana sosialisasi dilakukan oleh peer group menjadi sangat bahkan lebih penting. Dan dalam sosialisasi oleh peer group ini, sekolah turut berperan karena anak-anak dan remaja melewatkan sebagian besar waktunya di sekolah. Dan sekolah memberikan peluang kepada remaja untuk dapat bergaul dengan teman sebaya dan mempersiapkan anak muda supaya dapat hidup dan bertahan dalam masyarakat.
3.      Masa dewasa
Ada tiga hal yang diharapkan terjadi pada masa ini yaitu bekerja, menikah dan memiliki anak. Dalam masa ini orang dewasa akan mengalami sosialisasi yang sifatnya lebih intensif, dan belum tentu sama dengan nilai dan norma yang telah diperolehnya pada masa sebelumnya. Dalam setiap lingkungan, orang dewasa harus bersikap sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Dalam hal ini memerlukan kesiapan yang lebih agar dapat menjalani proses sosialisasi dengan baik.
a.       Sosialisasi dalam dunia kerja.
Individu dewasa mulai beradaptasi dengan waktu kerja, dengan jenis pekerjaan, disiplin kerja, dan aturan-aturan kerja agar ia dapat diterima dalam lingkungan pekerjaan dan bertahan.
b.      Sosialisasi dalam perkawinan.
Dalam perkawinan pun setiap individu harus melewati proses belajar mengenal masing-masing pasangannya, mereka harus belajar untuk mengatasi masalah dua orangyang berbeda nilai dan orientasinya. Proses belajar dalam tahap ini sebetulnya bukan saja diperoleh ketika individu itu menikah, tapi juga bisa diperoleh ketika remaja, melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh orang tuanya, seperti ” Bila kamu menikah nanti...” dan seterusnya. Selain orang tua, ada banyak pihak yang berpengaruh dalam sosialisasi tahap ini.
c.       Sosilisasi untuk menjadi orang tua bagi anak-anaknya.
Ketika individu dewasa mempunyai anak pun tetap mengalami proses belajar bagaimana peranan mereka menjadi orang tua dalam membesarkan dan merawat anak-anaknya. Agen sosialisasi dalam proses ini bisa orang tuanya sendiri atau teman sebayanya atau yang lainnya.
4.      Masa tua dan menuju kematian
Seseorang belajar untuk menjadi orang usia lanjut seperti seseorang belajar untuk menjadi remaja. Menurut Eitzen, orang lanjut usia merupakan transisi dari orang dewasa produktif ke masa menuju kematian. Ketika seseorang mencapai usia lanjut mereka harus belajar bergantung kepada orang lain, belajar untuk tidak terlalu produktif dan menghabiskan sebagian besar untuk waktu-waktu santai.
Ketika seseorang berada pada usia lanjut, mereka diperlakukan seperti anak kecil, sampai akhirnya seorang individu yang sangat tua diperlakukan sebagai non person. Proses sosialisasi bagi orang lanjut usia dimulai secara perlahan-lahan. Biasanya mereka akan mulai menyadari bahwa mereka harus mengurangi jam kerja dan melakukan kegiatan santai. Orang lanjut usia juga harusbelajar bergantung pada orang lain setelah bertahun-tahun lamanya hidup mandiri bahkan menghidupi anak-anak mereka. Anak-anak mereka sebenarnya sering membantu tetapi dengan hal tersebut malah membuat para lansia merasa diperlakukan seperti anak kecil. Belajar  menjadi lansia adalah sulit. Orang berusia lanjut harus menerima kenyataan bahwa mereka telah menjadi tua. Keyakinan ini tidak mengizinkan orang tua untuk melakukan berbagai kegiatan terutama kegiatan yang dinilai tinggi oleh usia lain dalam masyarakat. Misalnya, orang lanjut usia tidak diterimauntuk atif secara seksual, tidak tertarik pada sekstau tidak mampu lagi dalm kegiatan seksual. Topik-topik ini selalu diperbincangkan secara humor oleh orang-orang yang berusia lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa diri mereka telah terisolasi dan terinternalisasi norma-norma dan nilai-nilai baru.
Tahap yang paling akhir dalam siklus kehidupan manusia adalah kematian. Sistem sosial memiliki mekanisme untuk mempersiapkan orang menuju kematiannya. Proses sosialisasi menuju kematian biasanya secara tidak sadar dialami oleh seseorang, seperti menghadiri pemakaman, karena apa yang terjadi di pemakaman sedikit banyak memberikan nilai-nilai baru yang akan menjadi bagian dari diri seseorang.
 
Sumber :http://najihulhimam-pendidikantanpabatas.blogspot.com/2011/12/bentuk-bentuk-sosialisasi.html

Senin, 12 Agustus 2013

Sejarah Pelangi Menurut Pandangan Iman Kristen


Pernahkah temen-temen sadari bahwa pelangi itu ada sejarahnya, mungkin kebanyakan orang pelangi hanyalah fenomena biasa yang terjadi saat hujan telah reda, benar kan?
tapi sebenarnya ada sejarah nya lho pelangi itu, dan kali ini saya akan menjelaskan sejarah pelangi itu dari Alkitab ...
kita buka dan baca Kejadian 9:1-17 dulu yuk biar lebih jelas dan mengerti .. kalo sudah baca pasti sudah tahu isi nya, ya kan? :)
nah, kita pelajari lebih dalam lagi yuk tentang ayat ayat di Kejadian 9 ini..
di Kejadian 9 ini, Allah mengadakan perjanjian dengan Nabi Nuh tentang bahwa tidak akan ada lagi air bah yang melenyapkan segala makhluk hidup itu.

di ayat 11 tertulis "Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."

lalu setelah ayat itu Allah mengadakan perjanjianNya dengan Nuh yang tertulis dalam ayat 12-13yaitu "Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi."

Jelas sekali di ayat ayat diatas bahwa Allah membuat perjanjian dengan Nuh bahwa Allah menaruh busurNya di atas awan sebagai tanda perjanjianNya agar tidak ada lagi air bah yang akan melenyapkan segala makhluk hidup di bumi. Dan menurut Iman Kristen busur ini lebih dikenal dengan nama PELANGI .. karena bentuk dari pelangi terlihat seperti busur panah dan letaknya pasti di atas awan.. dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Pelangi bagi umat Kristen sangat berarti dan sangat penting karena bila masih ada pelangi berarti Allah masih ingat dengan janjiNya kepada Nabi Nuh tentang air bah itu ...

di ayat 14-15 Allah berfirman "Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup"

Betapa besar apa yang dilakukan oleh Allah buat kita manusia dan segala makhluk hidup, karena apabila Allah tidak menaruh busur atau pelangi itu di atas awan maka apa yang akan terjadi pada bumi ini nantinya, tentu saja air bah akan terjadi lagi dan itu sangat mengerikan, tetapi Allah begitu mengasihi manusia dan umat-umatNya sehingga Allah selalu ingat perjanjian yang telah dibuatNya sejak jaman Nabi Nuh itu ..
Allah di dalam membuat sebuah perjanjian tidak akan sekali kali Dia mengingkarinya dan melupakannya, tetapi Allah selalu menepati dan mengingatnya sepanjang waktu perjanjian yang Dia buat. Berbeda sekali dengan manusia, manusia selalu mengingkari dan bahkan melupakan janji yang telah dibuatnya sendiri. Marilah kita introspeksi diri kita sendiri, apakah kita orang yang menepati janji atau orang yang sering mengingkari janji dengan orang lain.

Sumber : http://rekarintavintoko.blogspot.com/2012/05/sejarah-pelangi-menurut-pandangan-iman.html

Minggu, 11 Agustus 2013

Rahasia Pelangi

Kelihat pelangi mungkin kita akan merasa kagum & tertegun melihatnya.Tahukah kalian bahwa pelangi itu punya rahasia yang menakjubkan dari zaman dahulu sampai sekarang ?
Rahasia 1 → HARTA KURCACI
Bentuk pelangi itu seperti busur, melengkung dengan sangat indah. Orang zaman dahulu berkhayal, pelangi adalah jembatan ke negeri kurcaci. Konon katanya, di ujung pelangi terdapat peti harta milik kurcaci. Dongen harta di ujung pelangi ini, diceritakan untuk menjawab misteri pelangi. Orang percaya pada dongeng ini, selama ribuan tahun lamanya.Tidak ada orang, yang bisa menjelaskan misteri pelangi dengan tepat sampai tahun 1673.

Rahasia 2 → Bapak Pelangi
Orang yang pertama kali menjelaskan unsur - unsur pelangi dengan tepat ialah Pak Rene Descartes. Beliau adalah seorang ilmuwan Prancis.Pak Descartes menjelaskan "Pelangi adalah keajaiban sinar matahari dan butir - butir air udara"

Rahasia 3 Asal Usul Pelangi
Pelangi akan terjadi jika ada sinar matahari dan hujan. Mata manusia melihat sinar matahari itu sebagai sinar berwarna putih. Warna putih sinar matahari ini, sebenarnya gabungan dari beberapa warna yang kita kenal "Mejikuhibiniu"

Rahasia 4 → Pelangi Indah
Butir - butir air hujan itu ada yang kecil ada yang besar. Butir hujan yang besar berukuran 2 milimeter, sedangkan yang kecil berukuran 0,01 milimeter. Warna - warni pelangi yang indah ini akan muncul lengkap dan bagus jika sinar matahari mengenai butiran air hujan yang besar. Butir air hujan yang kecil akan menghasilkan pelangi yang tumpang tindih dan berwarna pucat.

Rahasia 5 Pelangi pagi sore

 Pelangi hanya muncul di pagi atau sore hari yang cerah. Busur pelangi yang panjang akan muncul jika hujan terjadi di pagi dan sore hari. Pelangi tidak akan muncul meskipun hujan dan matahari bersinar terang pada pukul 12 siang. Pelangi akan muncul jika posisi matahari ada di belekang kita.

Rahasia 6  Terang Dibawah Pelangi

Di bawah busur pelangi, langit tampak selalu terang. Karena, sinar warna - warni pelangi kembali menjadi satu.

Rahasia 7 Pelangi Bulan Purnama

Pelangi juga dapat muncul di malam hari saat bulan purnama dan hujan. Sinar bulan juga dapat menembus butir - butir air hujan dan jadi pelangi. Tetapi pelangi bulan tidak seindah pelangi yang dihasilkan oleh sinar matahari.

Rahasia 8 Pelangi Antariksa

Pelangi tadak hanya terjadi di planet Bumi saja. Ilmuwan NASA menduga pelangi juga terjadi du Titan. Titan adalah bulan yang mengelilingi planet Saturnus. Letak bulan Titan sangat jauh dengan matahari. Oleh karena itu, pelangi di Titam tampak pucat, karena di sebabkan sinar matahari lebih redup disana.

Sumber : http://articoretanku.blogspot.com/2013/03/8-rahasia-pelangi.html

Minggu, 28 Juli 2013

Kedewasaan Pola Pikir : Berfikir Proaktif, Kreatif, Positif dan Komperhensif


A. Kemampuan Berpikir

Setiap manusia yang diciptakan oleh Tuhan mempunyai kemampuan
berpikir. Tingkat kemampuan berpikir manusia berbeda-beda. Tergantung
tingkat usia dan kematangan psikisnya.
Salah satu tokoh yang tertarik pada perkembangan kognitif (pola pikir)
manusia adalah Jean Piaget. Menurutnya terdapat 3 tahap perkembangan
kognitif manusia dalam rentang waktu 0-16 tahun.

1. Tahap Pertama: Tahap Berpikir Sensori Motor

Tahap initerjadi pada usia bayi 0-2 tahun. Pola pikir yang muncul dalam
tahap inimasih terikat pada panca indera. Bayi akan memakai panca
inderanya untuk mencoba menangkap segala sesuatu yang bergerak di
sekitarnya. Misalnya, kita menggoyang-goyangkan mainan di depannya. Bayi
akan merespons dengan menggerak-gerakkan matanya ke kin dan ke kanan
mengikuti mainan yang digoyangkan di depan wajahnya.

2. Tahap Kedua: Tahap Berpikir Praoperasional

Tahap ini terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Berpikir Prakonseptual (2-4 tahun)
Dalam tahap ini anak mulai belajar berbicara dengan meniru
kata-kata dan orang yang ada di sekitamya walaupun kata seorang
katanya belum sempurna dan ia tidak mengetahui arti dan kata
kata tersebut.
b. Berpikir Intuitif (4-7 tahun)
Dalam tahap ini anak sudah sedikit berkembang dengan me-
nunjukkan kemampuannya dalam berpikir dan berhitung secara
sederhana.

3.Tahap Ketiga
Tahap ini terbagi menjadi 2 bagian pula yaitu:
a. Berpikir Operasional Konkret (7-11 tahun)
Dalam tahap inianak sudah mampu berpikir untuk memecahkan masalah konkret. Anak sudah dapat membedakan waktu, jumlah dan mengetahui hubungan sebab-akibat (hubungan kausal). Tanda-tanda inibiasanya akan ditunjukkan dengan senangnya anak pada permainan, misalnya permainan kelereng. Anak yang masuk pada usia inibiasanya sudah masuk sekolah formal (Sekolah Dasar)

b. Berpikir Operasional Formal (11-16 tahun)
Dalam tahap ini anak sudah memasuki taraf berpikir yang baik. Si anak sudah mampu berpikir abstrak atau hal-hal di luar dunia nyata yang hanya mampu dipahainioleh pikiran. Misalnya:
Siapakah Tuhan itu? Mengapa aku bisa berada dalam dunia ini? Dalam usia ini anak juga sudah mulai berpikir kritis dengan mencoba mempunyai pendapat yang berbeda dengan orang lain.

Usia remaja adalah usia dalam rentang 12-24 tahun. Apabila kita memakai teori Piaget, usia remaja masuk dalam kategori Tahap Berpikir Operasional Formal.

Sebagai manusia yang sudah mampu berpikir operasional formal, seorang remaja harus mampu berpikir kritis. Artinya mampu menganalisa segala sesuatu, keadaan, permasalahan dengan pikiran yang sehat dan benar. Paling tidak ada empat pola pikir yang hams dikembangkan remaja atau orang yang sudah mampu berpikir secara operasional formal, yaitu proaktif, kreatif, positif, dan komprehensif.

B. Pola Pikir Proaktif

Untuk memahami pola pikir proaktif tidak dapat dilepaskan dan dua kata, yaitu inisiatif dan positif. Pola pikir proaktif seseorang terbentuk dan inisiatif yang positif, bukan yang negatif. Artinya segala inisiatif yang timbul dan pikiran diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu secara baik demi suatu kemajuan.

Seseorang yang mempunyai pola pikir proaktif tidak pernah berhenti untuk berpikir demi sebuah kemajuan. Kemajuan dapat terjadi apabila pola pikir proaktif diwujudkan dalam tindakan. Pola pikir proaktif lebih dan sekadar kompetensi kognitif. Lebih jauh dan itu juga berhubungan dengan kompetensi motorik seseorang, yaitu kemampuan dalam bentuk tindakan fisik.

C. Pola Pikir Kreatif

Usia remaja adalah usia yang penuh dengan imajinasi. Seberapa banyak
dan kalian yang berjenis kelamin laki-laki suka membongkar sepeda motor
dengan sedikit memberi variasi pada bentuknya. Sedangkan bagi kalian yang
perempuan seberapa banyak yang suka menulis tentang kisah kehidupan sen-
din pada sebuah “diary”. Semua tindakan tersebut sebenarnya menunjukkan
bahwa para remaja sungguh kreatif.

Menurut James C dan Coustances L. Hammer yang dikutip W. Kristiani’
menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah berpikir yang menghasilkan cara-
cara, pengertian, penemuan dan karya seni yang baru. Intinya ada sesuatu
yang baru yang dihasilkan melalui proses berpikir tersebut. Dari yang belum
ada menjadi ada dan dari yang lama menjadi baru.

Anak-anak yang suka mencoret-coret tembok atau dinding di sembarang
tempat, pada dasarnya adalah anak yang kreatif. Namun, kreativitas yang
dimilikinya tidak dikendalikan di tempat yang benar. Pendapat ini didasarkan
pada pemahaman bahwa kreativitas yang ada dilihat dan bingkai etika, yang
memang sering kali bertentangan dengan hakikat kreativitas yang tidak mengenal
batas ruang dan waktu dalam menuangkan ide kreatifnya.

Tetapi sebagai manusia dewasa, kita perlu mengembangkan kreativitas secara tepat dan benar. Hal ini perlu disadari karena kehidupan manusia tidak pernah terlepas dan etika. Tentu kita akan merasa bangga karena menjadi teladan dan bukannya dikenal sebagai orang yang kreatif negatif. Misalnya, teroris. Meskipun mereka adalah orang yang paling jahat, di sisi lain mereka termasuk orang-orang kreatif karena bisa membuat bom yang hebat. Namun, manusia beragama, termasuk orang Kristen, sangat tidak mau disebut sebagai teroris yang membunuh orang tanpa dosa (bandingkan dengan Ulangan 5:17).


D. Pola Pikir Positif

Tentu kita pernah mendengar ungkapan positive thinking. Ungkapan tersebut sering digunakan untuk merujuk pada suatu pemikiran yang selalu mencari sisi baiknya dalam segala hal. Lawannya adalah negative thinking, yaitu pola pikir yang selalu melihat sesuatu dan sisi buruknya.

Temyata tidak mudah untuk ber-positive thinking. Manusia cenderung memiliki sikap ber-negative thinking. Manusia lebih suka membicarakan kejelekan seseorang daripada kebaikannya. ini sebenarnya dapat diatasi apabila manusia menyadari keberadaannya sebagai manusia yang tidak sempuma. Kesadaran ini sangat memungkinkan manusia untuk memiliki sikap menghargai kelemahan dan kelebihan seseorang (Efesus 4:17).

E. Pola Pikir Komprehensif

Pola pikir yang juga perlu dimiliki oleh manusia adalah pola pikir
komprehensif. Pengertian komprehensif sendiri, berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah luas meliputi banyak hal. Pola pikir komprehensif
adalah pola pikir yang terbuka, tidak eksklusif (tertutup). Di dalamnya ada
sikap menghargai pemikiran orang lain dan mampu menampung
kepelbagaian.

Pola pikir proaktif, kreatif, dan positif juga menjadi bagian dan pola
pikir komprehensif sebagai suatu pola pikir yang utuh dan terbuka. Apabila
dilihat hubungan antara 4 pola pikir tersebut diketahui bahwa pola pikir
komprehensif terbentuk atas pola pikir proaktif, kreatif, dan positif.

Ketiga pola pikir itu pun berkaitan erat. Pola pikir positif dan kreatif
Mampu  menciptakan pola pikir proaktif. Sedangkan pola pikir kreatif mampu
menimbulkan pola pikir positif. Demikian pula sebaliknya, pola pikir positif
akan dapat menumbuhkan pola pikir kreatif, karena biasanya orang yang
“positive thinking” akan mempunyai kehidupan yang menyenangkan.
Keadaan ini dapat merangsang kreativitas seseorang.

F. Manfaat Pola Pikir Proaktif, Kreatif, Positif, dan Komprehensif

Keempat pola pildr tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan seseorang apabila dikembangkan. Misalnya, pola pikir proaktif akan sangat berguna di bidang kepemimpinan. Bagi kalian yang suka terlibat dalam sebuah organisasi sangat perlu memiliki sikap proaktif untuk menjalankan visi dan misi organisasi supaya dapat berjalan lancar. Tanpa mau menjadi proaktif, seorang pemimpm tidak akan dapat menjalankan kepemimpmnan secara efektif dan efisien.
Sedangkan untuk pola pikir kreatif sangat bermanfaat di bidang seni. Mereka yang suka mencoret-coret tembok di sembarang tempat perlu mengembangkan diri secara benar dan tepat. Misalnya, dengan masuk ke dalam sanggar seni. Bagi orang-orang yang menyadari kebutuhan akan keberadaan orang lain, mereka perlu membangun sikap positif dan komprehensif. Tanpa sikap tersebut manusia tidak akan mampu menjalin relasi
dengan sesamanya secara baik. Terlebih bagi mereka yang mempunyai perbedaan latar belakang sosial, agama, suku bangsa dan perbedaanperbedaan yang lain. Tentang menjalirt relasi dengan orang lain akan dibahas dalam materi pelajaran selanjutnya.


TUGAS
Buatlah renungan singkat
Thema             : ……………………………
Ayat                : ……………………………
Nas                  : …………………………….
Renungan        : ……………………………

UJI KOMPETENSI
1.      Jelaskan tahap-tahap perkembangan manusia menurut jean Piaget !
2.      Jelaskan pola piker proaktif dan beri contohnya !
3.      Jelaskan pola piker proaktif dan beri contohnya !
4.      Jelaskan pola piker proaktif dan beri contohnya !
5.      Jelaskan hubungan ketiga pola pikir tersebut dalam kesatuan pola pikir yang komprehensif !

Kedewasaan Emosi : Mengelola Perasaan



Pendahuluan

Bacalah cerita di bawah ini dan analisalah emosi-emosi apa saja yang
kamu dapati dalam cerita tersebut!

Antara Empedu dan Madu
Christie tidak seperti biasanya. Hari-hari terakhir ini ia tampak ceria dan bahagia.
Seakan-akan ada yang membuatnya menjadi ceria dan bahagia. Suatu hari ketika jam istirahat kedua di “SMA Penabur Kasih”, Christie langsung keluar dan duduk di kursi taman. Di sana, ia melamunkan sesuatu sambil sesekali terlihat tersenyum sendiri.
Tanpa disadani, sahabatnya yang bernama Sharry sudah ada di dekatnya. Tibatiba Sharry membuatnya terkejut. “Hai!!!!! Christie! Hayo ngelamunin siapa ya??? Cerita
dong?
“Ah. ..tidak! tidak ngelamunin siapa-siapa!”
“Yang betul saja, ayo dong cerita! Kujamin tidak ada yang bakal tahu dech!”
“Eeeee benar. ...kamu janji....?” (Agak ragu-ragu)
“Oke pasti aman!”
“Sejujumya, semenjak seminggu, ini aku selalu terbayang-bayang wajah cowok
kelas X A. Itu ... tuch anak yang tinggi & tampan. Setiap kali aku berjalan dan berpapasan
dengan dia jantungku terasa mau copot rasanya karena ... aku suka dia!. Ia juga baik
sekali ... aku kemarin lihat dia di depan sebuah toko memberikan setumpuk pakaian
kepada gelandangan yang biasanya mangkal di depan toko itu! Pokoknya dia orangnya
baiiiiiiiiiiiiiiiiiiik sekali! Sangat, sangatbaik! Aku ingin berkenalan dengan dia dan menjadi pacamya.”
“Yang benar saja Chris ... kamu lihat dia kemarin memberikan setumpuk pakaian
kepada gelandangan itu? Soalnya aku lihat dia kemarin terlibat tawuran dengan sekolah
lain!”
“Ah! Ngacau kamu Shar...”Salah lihat mungkin kamu!”
“Betul! Aku lihat dia dengan kelompok ‘Blue’nya. Aku juga tahu siapa dia
sebenamya! Soalnya rumahnya di sebelah rumahku!”
“Shar... apa yang kamu katakan betul, lalu yang saya lihat kemarin siapa?”
“Saudara kembamya mungkin? Sebenarnya ía adalah anak kembar yang dari sejak kecil sudah hidup terpisah karena orangtuanya bercerai. Namanya adalah Danu. Saudara kembamya adalah Dany. Danu hanya hidup dengan bapaknya. Dany hidup dengan ibunya dan bapak tirinya. Kehidupan mereka berbeda. Danu hidup serba kecukupan. Hal itu yang mungkin membuat dia menjadi anak manja dan berandal karena bapaknya
tidak pernah memberi kasih sayang, hanya uang dan uang yang diberikan! Sedangkan Dany hidup sangat menderita. Tiada hati tanpa amarah dan bapak tininya. Belum lagi
sepulang sekolah hams mencari uang sendiri untuk membiayai hidupnya! Itu yang
mungkin membuat Dany lebih dewasa dalam pikiran emosi dan tindakannya sehingga
muncul belas kasihan pada sesamanya yang mendenita! “Chris... maaf ya aku mengatakan
semua ini demi kamu sahabatku”

Tiba-tiba, Christie menuju kelasnya yang masih sepi. Tanpa pikir panjang ia
langsung menangis tersedu-sedu di dalam kelas. Sharry mengikutinya lalu memeluknya.
Sharry kemudian memandang Christie dan berbicara kepadanya.
“Chris... kadangkala kita harus menelan empedu dalam kehidupan kita yang sering kali membuat kita sakit, menangis, sedih, ingin marah dan mengalami kepahitan hati. Tapi apabila semua itu dapat kita terima dengan bijaksana, pengalaman pahit itu justru kita jadikan sebagai pengalaman yang paling berharga untuk melangkah ke kehidupan yang lebih baik sehingga empedu itu Iama-kelamaan akan berubah menjadi madu. Sebaliknya mungkin ada orang yang setiap harinya hanya minum madu yang membuat hidupnya selalu tampak manis, tetapi apabila orang tersebut tidak tahu makna hidup dan ucapan syukur, maka madu itu pun lama kelamaan akan berubah menjadi empedu. Belajarlah seperti Dany dan bukan Danu. Masih banyak koq cowok yang lain... ya nggak...? dan semuanya perlu dibawa dalam doa kepada Tuhan Yesus (Sambil tersenyum).
“Betul juga..., Makasih yang Sharr... kamu
memang sahabatku yang baik sekali...”, sahut
Christie.

MATERI

A. Bentuk Emosi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada dua pengertian emosi. Pertama, emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut di waktu singkat. Kedua, emosi adalah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis yang bersifat subjektif. Dengan bahasa lain emosi adalah ekspresi perasaan manusia.

Pada dasarnya setiap manusia pasti mempunyai emosi. Emosi merupakan karunia Tuhan, bahkan dalam keadaan tak berdaya misalnya sedang sakit. Mungkin kamu pernah mengunjungi orang sakit yang sudah tidak dapat bergerak, tidak dapat berbicara, dan juga hanya memejamkan mata saja. Namun ketika kamu datang menjenguknya, menyentuh telapak tangannya, dan ia mendengar suaramu, orang sakit itu tiba-tiba meneteskan air mata. Kejadian tersebut adalah suatu tanda bahwa manusia itu masih hidup dan mampu menggunakan satu di antara panca inderanya. Artinya ia masih dapat menggunakan emosinya dengan baik. Air mata orang sakit merupakan bentuk respons bahwa ia menyadari kehadiranmu. Dengan demikian, emosi dapat juga disebut bahasa hati manusia yang merupakan pemberian Tuhan.

Jenis ekspresi perasaan atau bahasa hati manusia muncul sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di sekelilingnya. Misalnya, seseorang yang ditinggal mati oleh orang yang dikasihinya pasti akan bersedih dengan cara menangis. Sebaliknya, orang yang merayakan ulang tahun dan kemudian mendapatkan hadiah akan bergembira dengan tersenyum atau tertawa. Demikian pula seseorang akan merasa berbunga-bunga ketika akan bertemu dengan sang pujaan hati. Kebanggaan disertai rasa haru pun dapat timbul ketika seseorang dapat meraih prestasi yang diimpikannya.

Pada usia remaja, emosi memiliki peranan penting. Pada usia ini tingkat emosi yang timbul cepat berubah dalam waktu yang relatif singkat. Hari ini merasa gembira, tiba-tiba keesokan harinya sudah terlihat cemberut. Apalagi mereka yang sudah memasuki masa-masa pacaran, emosi yang dimilikinya sering kali menjadi tidak stabil. Dalam situasi tertentu ada rasa rindu pada sang kekasih yang berlebih dan bergejolak sehingga waktu makan dan tidur tidak teratur. Namun, rasa rindu itu pun bisa berubah secara cepat ketika sang kekasth tidak menghubungi dia. Ada rasa jengkel, marah, dan bahkan curiga kepada sang kekasih.

B. Mengembangkan Emosi

Emosi merupakan suatu anugerah Tuhan yang memang sudah melekat dalam pribadi manusia. Manusia sudah diciptakan Tuhan dengan berbagai perasaan yang menyertainya. Perasaan gembira, sedih, marah, cinta, dan lainnya. Betapa menderitanya orang yang harus bersedih di tengah kegembiraan atau bergembira di tengah kesedihan. Manusia tidak dapat memaksakan diri dengan memunculkan emosi yang harus terjadi pada saat tertentu. Ketika menangis, seseorang memang harus menangis. Begitu pula ketika tertawa harus tertawa.

Sebagai contoh: ada beberapa orang Kristen yang berpikir apabila ada keluarganya yang meninggai ia tidak perlu menangis, tetapi harus berbahagia karena orang yang sudah meninggal di dalam Kristus sudah diselamatkan. Hal ini tidak biasa dilakukan dalam masyarakat karena akan disebut orang aneh. Secara psikologis, orang tersebut sudah mengekang kebebasan perasaannya. Hal ini dapat membahayakan kejiwaannya. Ada seorang Kristen yang memegang teguh imannya. Ketika anak tunggalnya meninggal karena kecelakaan, ia bertahan untuk tidak menangis, walaupun sebenarnya jiwanya sangat terpukul dengan peristiwa tersebut. Ketika dilakukan penutupan peti jenazah, orang tersebut tidak bisa menerima, berontak dan menangis tersedu-sedu serta jatuh pingsan hingga beberapa hari dan menjadi stres.

Iman Kristen tidak pernah melarang orang untuk menangis, bersedih, dan berduka. Ketika ada anggota keluarga atau sahabat yang meninggal, wajarlah bila kita menangis. Namun, jangan sampai kesedihan itu sampai berlarut-larut. Setelah itu kembali menjalani kehidupan sebagaimana mestinya, karena orang Kristen memiliki Tuhan Yesus yang mengasthi, peduli, dan
menerima diri manusia apa adanya (Yeremia 29:11;1 Yohanes 4:9-10).

C. Mengendalikan Emosi

Tuhan Yesus dalam sisi kehidupan-Nya sebagai manusia pernah mengalami kesedihan yang luar biasa. Tepatnya pada malam sebelum Dia disalibkan. Dia merasakan perasaan-Nya tertekan luar biasa. Injil Lukas menyaksikan bahwa peluh Yesus ketika berdoa di Taman Getsemani seperti
tetesan darah. Hal ini menggambarkan penderitaan Yesus yang sungguh sangat berat. Malam itu, emosi Yesus mungkin tidak stabil. Rasa sedih dan takut bercampur menjadi satu, tetapi Dia harus tetap menjalankan misi Bapa bagi umat manusia (Lukas 22:39-46).

Dalam kesedihan dan ketakutan yang luar biasa tersebut, Yesus dapat mengendalikan emosi dengan tidak menuruti kehendak-Nya sendiri dan menghindari kematian. Dalam doa-Nya, Yesus hanya memasrahkan diri kepada kuasa Bapa tentang apa yang akan terjadi atas hidup-Nya. Dia tidak mementingkan diri-Nya karena Dia tahu tujuan dan kematian-Nya adalah bagi umat manusia. Memang Yesus adalah Tuhan yang rela menjadi manusia sama seperti kita untuk menyelamatkan manusia dan maut dan mendapat keselamatan kekal.

Bentuk emosi yang perlu dikendalikan adalah amarah. Marah adalah memang manusiawi, tetapi menjadi kurang sehat jika seorang memiliki sikap pemarah, yaltu sikap mudah marah. Sikap ini akan menjadi bentuk emosi yang negatif. Manusia harus mengendalikan amarah. Di dalam Efesus Rasul Paulus menjelaskan bahwa apabila kita menjadi marah karena suatu sebab
maka jangan sampai berbuat dosa dengan segera meredakan amarah sebelum matahari terbenam. Artinya, apabila kita marah, kita perlu segera menyelesaikannya dengan tidak menyimpan dendam (Efesus 4:26)

UJI KOMPETENSI
1.      Sebutkan definisi emosi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia!
2.      Carilah perbedaan antara emosi, emosional dan emosionalisme!
3.      Daftarlah emosi yang sering muncul dalam dirimu! Kemudian sebutkan pengaruhnya bagi kehidupanmu!
4.      Bagaimana cara mengembangkan emosi sebagai remaja dewasa menurut pemahamanmu?
5.      Bagaimana cara mengedalikan emosi menurut pemahamanmu?
6.      Apakah yang dapat kamu teladani dan sikap Yesus dalam hal menggunakan emosi secara baik dan tepat?