Selasa, 21 Mei 2013

Asalkan Tuhan Sayang Aku

Jarum jam menunjuk ke angka 01.30 , mimpi buruk lagi .
Aku sering terbangun tengah malam karena mimpi ini selalu menghantuiku.
Seperti malam ini, aku kembali terbangun...seperti sebuah video yang di putar ulang aku melihat dan merasakan dengan jelas betapa pahitnya masa kecilku dulu.
Meskipun kejadian itu beberapa tahun yang lalu tapi entah mengapa aku selalu menangis mengingatnya dan biasanya badanku menjadi panas dan aku selalu demam sesudahnya.

Aku memang hitam, tidak seperti kakakku yang berkulit putih dan wajahku bulat sedangkan kakakku wajahnya lonjong ditambah lagi dengan tubuhku yang agak gendut.
Aku sering mendengar tetangga- tetangga bertanya pada Ibu, apakah aku anak kandung Ibu karena aku hitam dan wajahku tidak ada mirip-miripnya dengan wajah Ibu dan Bapak.
Maka tak heran di waktu kecil orang-orang sering memangilku si hitam, ndut... anak pungut.
Aku hanya diam , aku tak pernah menanggapi mereka aku hanya berlari kebelakang dan menangis sepuasnya disitu.

Aku juga sering merasa ibu bersikap tak adil padaku atau mungkin itu hanya perasaanku saja ?? tapi entahlah.... aku tak tau....tapi itulah yang kurasakan waktu itu.


 Waktu kecil aku pernah merengek pada ibu meminta sebuah baju yang modelnya seperti punya kakakku., baju itu sangat bagus warnanya orange tapi ibu tak mau membelikannya untukku,

“ kalau kamu mau kamu ambil punya kakakmu aza yang warna biru kan modelnya sama, sedangkan yang orange itu untuk kakakmu” kata Ibu padaku.

Aku hanya diam dan menggelemkan kepala, aku tak mau memakai baju bekas kakakku karena aku menginginkan baju orange itu, masa aku di suruh pakai baju bekas sedangkan yang baru mau diberikan ke kakakku dan itu semakin membuat aku yakin kalau aku adalah seorang anak pungut.

Kamipun pulang tanpa membawa baju orange itu, sepanjang jalan pulang aku hanya diam aku berusaha menahan air mataku, karena aku tidak mau ibu melihat aku menangis...dari kecil aku tidak suka orang melihatku menangis, aku hanya menangis jika aku sendiri dan tempat favoritku adalah di toilet .
Aku sering sekali mengurung diri di situ.

Jika aku bertengkar dengan kakakku, ibuku selalu bilang “ yang muda harus ngalah sama yang tua”, sedangkan jika aku bertengkar dengan adeku, ibu akan bilang “ yang tua harus ngalah sama yang muda”.
Yach, aku benar-benar bingung dengan ibu, tapi seperti biasa aku hanya diam dan berlari ke belakang dan menangis.


 Pernah suatu hari ketika aku sedang tidur, aku terbangun karena wajahku di lempar dengan menggunakan kotak kaset dan aku melihat Ibu berdiri sambil tersenyum karena sasarannya salah ,sebenarnya Ibu mau melempari Adeku yang lari kearahku dan Adeku mengindar maka akulah yang kena.
Ibu berlalu tanpa meminta maaf , Ibu tak pernah tau betapa sakitnya wajahku dan betapa terlukanya hatiku....tapi seperti biasa aku hanya diam.
Meskipun aku tau itu bukanlah suatu kesengajaan tapi sikap Ibu itu sangat melukai hatiku.
Ada masih banyak penolakan dan penghinaan juga hal lain lagi yang sangat menyakiti dan melukai masa kecilku dan semua itu selalu hadir dalam mimpi-mimpiku sangat...sangat menyiksaku.

Ketika aku mulai besar, aku sangat suka melawan ibu, aku sangat senang jika ibu menangis, hatiku sangat puas ..... Apa yang ibu bilang “ jangan “ aku selalu lakukan sedangkan yang ibu suruh aku lakukan tidak aku lakukan.
Ya, hitung-htung balas dendam .

Ketika aku lulus SMP aku tidak mau melanjutkan sekolah, aku sudah tidak tertarik dengan sekolah.
Tapi entah bagaimana aku mau saja ketika Ibu mengantarkan aku kekota B dan memasukan aku di sekolah asrama, SMA BETH Bjb


 Di sekolah itu setiap pagi sebelum sarapan selalu diadakan renungan pagi, dan setiap siang sepulang sekolah di adakan persekutuan doa dan setelah makan malam ada renungan malam.
Setiap siswa di wajibkan mengikuti renungan pagi dan renungan malam sedangkan persekutuan doa, bagi siapa yang mau tidak di wajibkan.


Awalnya aku mengira kehidupan di asrama itu sangat menyenangkan karena di komplek itu semua adalah orang-orang Kristen tapi ternyata sangat jauh berbeda dengan apa yang ku pikirkan, aku agak kecewa tapi aku tetap bersyukur karena di situ aku mengenal yang namanya Kasih Mula-Mula itu aku mengenal TUHAN yang sangat mengasihi aku.

Aku juga mulai sadar bahwa sikapku pada Ibu sangat keterlaluan, aku tau Ibu sangat menyayangi aku cuma caranya mengungkapkannya itu berbeda. Selama aku di asrama ibu sering mengirimkan aku baju, baju yang ibu jahit sendiri dari kain sisa pemberian tanteku.

Dan di asrama juga aku mulai suka puisi, aku ingat saat itu aku membaca sebuah puisi yang ada di kalender sekolahku, puisi itu berjudul
ANAKKU, karangan Patricia J Hawker


 Anak-KU....
AKU tak bisa memilih jalan
Yang harus kau lalui
Biarlah hatimu yg memimpinmu
Dalam apapun yang kau cari

Engkau adalah anak-KU, harta-KU
Sulit untuk melepaskanmu
sekalipun perjalananmu akan jauh
AKU harus membiarkanmu bertumbuh

Apabila perjalananmu melemahkanmu
Oleh karna tuntutan-tuntutannya
AKU akan berjalan di sisimu
Ulurkan tanganmu, dan peganglah tangan-KU

Apabila engkau meminta, AKU berjanji
Untuk berjalan bersamamu... sampai akhirnya
Tetapi kasih-KU akan tetap
Ketika engkau berbelok.

Aku menangis membacanya dan aku menyalinnya di buku catatanku. Aku membayangkan TUHAN berbicara seperti itu padaku.


 Sampai sekarang aku masih sering bermimpi buruk tentang masa kecilku,jika dulu aku menangis ketika terbangun sekarang ketika aku terbangun dari mimpi buruk itu aku hanya tersenyum dan berkata aku adalah anak-NYA...aku adalah harta-NYA, aku berharga di mata-NYA...asalkan DIA sayang aku aku tak peduli apapun .

Ya, aku memang tidak bisa melupakan masa laluku,tidak bisa menghentikan mimpi-mimpi buruk itu dan menghapus penolakan dan penghinaan itu tapi aku sudah berdamai dengannya, dengan semua yang telah mempengaruhi masa kecilku.
Salah satu ayat favoritku adalah;

" Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang " (AMSAL 23:18)
" Lihat, AKU telah melukiskan engkau di telapak tangan-KU" ( YES 49:16a)

N/B : Jangan pernah menghina seseorang karena penampilan pisiknya meskipun dia hanya seorang anak kecil, meskipun dia hanya diam karena itu akan mempengaruhi hidupnya selama bertahun-tahun dan mungkin seumur hidupnya.


Sumber : http://fradlasamudinaman.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar