Pendahuluan
Bacalah cerita di bawah ini dan
analisalah emosi-emosi apa saja yang
kamu dapati dalam cerita tersebut!
Antara Empedu dan Madu
Christie tidak seperti biasanya. Hari-hari
terakhir ini ia tampak ceria dan bahagia.
Seakan-akan ada yang membuatnya menjadi
ceria dan bahagia. Suatu hari ketika jam istirahat kedua di “SMA Penabur
Kasih”, Christie langsung keluar dan duduk di kursi taman. Di sana, ia
melamunkan sesuatu sambil sesekali terlihat tersenyum sendiri.
Tanpa disadani, sahabatnya yang bernama
Sharry sudah ada di dekatnya. Tibatiba Sharry membuatnya terkejut. “Hai!!!!!
Christie! Hayo ngelamunin siapa ya??? Cerita
dong?
“Ah. ..tidak! tidak ngelamunin
siapa-siapa!”
“Yang betul saja, ayo dong cerita! Kujamin
tidak ada yang bakal tahu dech!”
“Eeeee benar. ...kamu janji....?” (Agak
ragu-ragu)
“Oke pasti aman!”
“Sejujumya, semenjak seminggu, ini aku
selalu terbayang-bayang wajah cowok
kelas X A. Itu ... tuch anak yang tinggi
& tampan. Setiap kali aku berjalan dan berpapasan
dengan dia jantungku terasa mau copot
rasanya karena ... aku suka dia!. Ia juga baik
sekali ... aku kemarin lihat dia di
depan sebuah toko memberikan setumpuk pakaian
kepada gelandangan yang biasanya mangkal
di depan toko itu! Pokoknya dia orangnya
baiiiiiiiiiiiiiiiiiiik sekali! Sangat,
sangatbaik! Aku ingin berkenalan dengan dia dan menjadi pacamya.”
“Yang benar saja Chris ... kamu lihat
dia kemarin memberikan setumpuk pakaian
kepada gelandangan itu? Soalnya aku lihat
dia kemarin terlibat tawuran dengan sekolah
lain!”
“Ah! Ngacau kamu Shar...”Salah lihat
mungkin kamu!”
“Betul! Aku lihat dia dengan kelompok
‘Blue’nya. Aku juga tahu siapa dia
sebenamya! Soalnya rumahnya di sebelah
rumahku!”
“Shar... apa yang kamu katakan betul,
lalu yang saya lihat kemarin siapa?”
“Saudara kembamya mungkin? Sebenarnya ía
adalah anak kembar yang dari sejak kecil sudah hidup terpisah karena
orangtuanya bercerai. Namanya adalah Danu. Saudara kembamya adalah Dany. Danu
hanya hidup dengan bapaknya. Dany hidup dengan ibunya dan bapak tirinya.
Kehidupan mereka berbeda. Danu hidup serba kecukupan. Hal itu yang mungkin
membuat dia menjadi anak manja dan berandal karena bapaknya
tidak pernah memberi kasih sayang, hanya
uang dan uang yang diberikan! Sedangkan Dany hidup sangat menderita. Tiada hati
tanpa amarah dan bapak tininya. Belum lagi
sepulang sekolah hams mencari uang
sendiri untuk membiayai hidupnya! Itu yang
mungkin membuat Dany lebih dewasa dalam
pikiran emosi dan tindakannya sehingga
muncul belas kasihan pada sesamanya yang
mendenita! “Chris... maaf ya aku mengatakan
semua ini demi kamu sahabatku”
Tiba-tiba, Christie menuju kelasnya yang
masih sepi. Tanpa pikir panjang ia
langsung menangis tersedu-sedu di dalam
kelas. Sharry mengikutinya lalu memeluknya.
Sharry kemudian memandang Christie dan
berbicara kepadanya.
“Chris... kadangkala kita harus menelan
empedu dalam kehidupan kita yang sering kali membuat kita sakit, menangis,
sedih, ingin marah dan mengalami kepahitan hati. Tapi apabila semua itu dapat
kita terima dengan bijaksana, pengalaman pahit itu justru kita jadikan sebagai
pengalaman yang paling berharga untuk melangkah ke kehidupan yang lebih baik
sehingga empedu itu Iama-kelamaan akan berubah menjadi madu. Sebaliknya mungkin
ada orang yang setiap harinya hanya minum madu yang membuat hidupnya selalu
tampak manis, tetapi apabila orang tersebut tidak tahu makna hidup dan ucapan
syukur, maka madu itu pun lama kelamaan akan berubah menjadi empedu. Belajarlah
seperti Dany dan bukan Danu. Masih banyak koq cowok yang lain... ya nggak...?
dan semuanya perlu dibawa dalam doa kepada Tuhan Yesus (Sambil tersenyum).
“Betul juga..., Makasih yang Sharr...
kamu
memang sahabatku yang baik sekali...”,
sahut
Christie.
MATERI
A. Bentuk Emosi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada
dua pengertian emosi. Pertama, emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan
surut di waktu singkat. Kedua, emosi adalah keadaan dan reaksi psikologis dan
fisiologis yang bersifat subjektif. Dengan bahasa lain emosi adalah ekspresi
perasaan manusia.
Pada dasarnya setiap manusia pasti
mempunyai emosi. Emosi merupakan karunia Tuhan, bahkan dalam keadaan tak
berdaya misalnya sedang sakit. Mungkin kamu pernah mengunjungi orang sakit yang
sudah tidak dapat bergerak, tidak dapat berbicara, dan juga hanya memejamkan
mata saja. Namun ketika kamu datang menjenguknya, menyentuh telapak tangannya,
dan ia mendengar suaramu, orang sakit itu tiba-tiba meneteskan air mata.
Kejadian tersebut adalah suatu tanda bahwa manusia itu masih hidup dan mampu
menggunakan satu di antara panca inderanya. Artinya ia masih dapat menggunakan
emosinya dengan baik. Air mata orang sakit merupakan bentuk respons bahwa ia
menyadari kehadiranmu. Dengan demikian, emosi dapat juga disebut bahasa hati
manusia yang merupakan pemberian Tuhan.
Jenis ekspresi perasaan atau bahasa hati
manusia muncul sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di sekelilingnya.
Misalnya, seseorang yang ditinggal mati oleh orang yang dikasihinya pasti akan
bersedih dengan cara menangis. Sebaliknya, orang yang merayakan ulang tahun dan
kemudian mendapatkan hadiah akan bergembira dengan tersenyum atau tertawa.
Demikian pula seseorang akan merasa berbunga-bunga ketika akan bertemu dengan
sang pujaan hati. Kebanggaan disertai rasa haru pun dapat timbul ketika
seseorang dapat meraih prestasi yang diimpikannya.
Pada usia remaja, emosi memiliki peranan
penting. Pada usia ini tingkat emosi yang timbul cepat berubah dalam waktu yang
relatif singkat. Hari ini merasa gembira, tiba-tiba keesokan harinya sudah
terlihat cemberut. Apalagi mereka yang sudah memasuki masa-masa pacaran, emosi
yang dimilikinya sering kali menjadi tidak stabil. Dalam situasi tertentu ada
rasa rindu pada sang kekasih yang berlebih dan bergejolak sehingga waktu makan
dan tidur tidak teratur. Namun, rasa rindu itu pun bisa berubah secara cepat
ketika sang kekasth tidak menghubungi dia. Ada rasa jengkel, marah, dan bahkan
curiga kepada sang kekasih.
B.
Mengembangkan Emosi
Emosi merupakan suatu anugerah Tuhan
yang memang sudah melekat dalam pribadi manusia. Manusia sudah diciptakan Tuhan
dengan berbagai perasaan yang menyertainya. Perasaan gembira, sedih, marah,
cinta, dan lainnya. Betapa menderitanya orang yang harus bersedih di tengah
kegembiraan atau bergembira di tengah kesedihan. Manusia tidak dapat memaksakan
diri dengan memunculkan emosi yang harus terjadi pada saat tertentu. Ketika
menangis, seseorang memang harus menangis. Begitu pula ketika tertawa harus
tertawa.
Sebagai contoh: ada beberapa orang Kristen
yang berpikir apabila ada keluarganya yang meninggai ia tidak perlu menangis,
tetapi harus berbahagia karena orang yang sudah meninggal di dalam Kristus
sudah diselamatkan. Hal ini tidak biasa dilakukan dalam masyarakat karena akan
disebut orang aneh. Secara psikologis, orang tersebut sudah mengekang kebebasan
perasaannya. Hal ini dapat membahayakan kejiwaannya. Ada seorang Kristen yang memegang
teguh imannya. Ketika anak tunggalnya meninggal karena kecelakaan, ia bertahan
untuk tidak menangis, walaupun sebenarnya jiwanya sangat terpukul dengan
peristiwa tersebut. Ketika dilakukan penutupan peti jenazah, orang tersebut
tidak bisa menerima, berontak dan menangis tersedu-sedu serta jatuh pingsan
hingga beberapa hari dan menjadi stres.
Iman Kristen tidak pernah melarang orang
untuk menangis, bersedih, dan berduka. Ketika ada anggota keluarga atau sahabat
yang meninggal, wajarlah bila kita menangis. Namun, jangan sampai kesedihan itu
sampai berlarut-larut. Setelah itu kembali menjalani kehidupan sebagaimana
mestinya, karena orang Kristen memiliki Tuhan Yesus yang mengasthi, peduli, dan
menerima diri manusia apa adanya
(Yeremia 29:11;1 Yohanes 4:9-10).
C.
Mengendalikan Emosi
Tuhan Yesus dalam sisi kehidupan-Nya
sebagai manusia pernah mengalami kesedihan yang luar biasa. Tepatnya pada malam
sebelum Dia disalibkan. Dia merasakan perasaan-Nya tertekan luar biasa. Injil
Lukas menyaksikan bahwa peluh Yesus ketika berdoa di Taman Getsemani seperti
tetesan darah. Hal ini menggambarkan
penderitaan Yesus yang sungguh sangat berat. Malam itu, emosi Yesus mungkin
tidak stabil. Rasa sedih dan takut bercampur menjadi satu, tetapi Dia harus
tetap menjalankan misi Bapa bagi umat manusia (Lukas 22:39-46).
Dalam kesedihan dan ketakutan yang luar
biasa tersebut, Yesus dapat mengendalikan emosi dengan tidak menuruti
kehendak-Nya sendiri dan menghindari kematian. Dalam doa-Nya, Yesus hanya
memasrahkan diri kepada kuasa Bapa tentang apa yang akan terjadi atas
hidup-Nya. Dia tidak mementingkan diri-Nya karena Dia tahu tujuan dan
kematian-Nya adalah bagi umat manusia. Memang Yesus adalah Tuhan yang rela
menjadi manusia sama seperti kita untuk menyelamatkan manusia dan maut dan
mendapat keselamatan kekal.
Bentuk emosi yang perlu dikendalikan
adalah amarah. Marah adalah memang manusiawi, tetapi menjadi kurang sehat jika
seorang memiliki sikap pemarah, yaltu sikap mudah marah. Sikap ini akan menjadi
bentuk emosi yang negatif. Manusia harus mengendalikan amarah. Di dalam Efesus
Rasul Paulus menjelaskan bahwa apabila kita menjadi marah karena suatu sebab
maka jangan sampai berbuat dosa dengan
segera meredakan amarah sebelum matahari terbenam. Artinya, apabila kita marah,
kita perlu segera menyelesaikannya dengan tidak menyimpan dendam (Efesus 4:26)
UJI
KOMPETENSI
1. Sebutkan
definisi emosi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia!
2. Carilah
perbedaan antara emosi, emosional dan emosionalisme!
3. Daftarlah
emosi yang sering muncul dalam dirimu! Kemudian sebutkan pengaruhnya bagi
kehidupanmu!
4. Bagaimana
cara mengembangkan emosi sebagai remaja dewasa menurut pemahamanmu?
5. Bagaimana
cara mengedalikan emosi menurut pemahamanmu?
6. Apakah
yang dapat kamu teladani dan sikap Yesus dalam hal menggunakan emosi secara
baik dan tepat?
0 komentar:
Posting Komentar