Selasa, 21 Mei 2013

Pelangi Pinjaman

Aku berdiri memandang langit yang suram. Kurasakan tamparan angin, keras menenerpa wajahku dari jendela kamar yang sengaja kubuka. Tak ada kerlip bintang malam ini, dan rembulan yang biasanya cemerlang kini ikut menghilang. Seakan mereka sengaja untuk menghindari aku .Bulir-bulir ini terus mengalir, meski berkali-kali aku menyekanya. Kenapa harus berakhir seperti ini ? Di saat mendung itu baru berlalu. Di saat pelangi itu baru saja berseri. Aku pikir kau beda ? Ternyata kau sama saja.

“ Aku gak bisa, La . Aku bosan dengan hubungan kuno seperti ini. Apa sich salahnya ? Semua orang melakukannya juga!”.
Kau pun pergi meninggalkan aku, tanpa menghiraukan jeritku memanggilmu. Aku memang mencintaimu, sangat mencintaimu. Aku memang takut kehilanganmu. Aku tahu hari-hariku pasti akan sepi tanpamu, tanpa sms dan telponmu.

Langit ini semakin suram, gerimis yang sedari tadi turun, kini menjadi hujan deras yang di sertai halilintar. Aku hampir membeku, dan dengan terpaksa menutup jendela kamar ini dan menghempaskan tubuh lelahku di kasur empukku. Aku menutup wajahku dengan bantal dan berusaha memejamkan mata, tapi bayangan wajahmu, kembali menari-nari di mataku.

“ Aku butuh bukti, La !”. Lagi-lagi kau mengatakan itu. Kenapa kau selalu meminta bukti dariku ? Kenapa kau tak pernah percaya, jika aku sangat mencintaimu ? Aku memang tak bisa memberikan bukti itu padamu. Bukan karena aku tidak mencintaimu, bukan pula karena aku sok suci. Tapi karena aku sadar bukti yang kau minta itu salah dan itu sangat menyesatkan. Aku tak mungkin menyakiti hati-NYA.

Ya, kau memang berhasil. Kau memang berhasil mengangkat mendung itu dari hatiku dan memberikan pelangi bagiku. Tapi, hanya sesaat, hanya sesaat. Lalu kemudian kau tinggalkan mendung yang lebih pekat lagi untukku, lebih pekat dari sebelumnya. Ternyata, kau hanya meminjamkan pelangi itu untukku. ketika aku makin terbuai, lalu kau merampasnya dariku.

Aku menghapus bulir-bulir di mataku dan meraih MP3-ku. Suara Frangky Sihombing mengalun merdu di telingaku, membuatku makin tenggelam dalam syair lagu itu.

"...Saat yang lainnya begitu mudah sirna...

... kasih-MU, ya TUHAN tetap bertahan...
... ENGKAUlah alasan hatiku percaya...
... kasih masih ada dalam dunia .”

Inilah yang terbaik. Terbaik, bagi kau dan aku, hubungan kita berakhir disini. Kuakui, ini sangat berat buatku.Tapi, aku tetap percaya DIA masih pegang kendali atas semuanya dan semuanya indah pada waktu-NYA. Dan bila waktunya tiba, DIA pasti memberikan aku pelangi, pelangi yang sangat indah yang DIA berikan untukku selamanya. Walaupun saat ini aku sedang menangis, tapi aku tahu ini bukanlah air mata kekalahan melainkan air mata kemenangan. Dan DIA disana pasti tersenyum bangga padaku.

“ Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih ? Dengan menjaganya sesuai dengan Firman-MU “ (MAZMUR 119:9)


Sumber : http://fradlasamudinaman.blogspot.com/

0 komentar: