Minggu, 28 Juli 2013

Kedewasaan Emosi : Mengelola Perasaan



Pendahuluan

Bacalah cerita di bawah ini dan analisalah emosi-emosi apa saja yang
kamu dapati dalam cerita tersebut!

Antara Empedu dan Madu
Christie tidak seperti biasanya. Hari-hari terakhir ini ia tampak ceria dan bahagia.
Seakan-akan ada yang membuatnya menjadi ceria dan bahagia. Suatu hari ketika jam istirahat kedua di “SMA Penabur Kasih”, Christie langsung keluar dan duduk di kursi taman. Di sana, ia melamunkan sesuatu sambil sesekali terlihat tersenyum sendiri.
Tanpa disadani, sahabatnya yang bernama Sharry sudah ada di dekatnya. Tibatiba Sharry membuatnya terkejut. “Hai!!!!! Christie! Hayo ngelamunin siapa ya??? Cerita
dong?
“Ah. ..tidak! tidak ngelamunin siapa-siapa!”
“Yang betul saja, ayo dong cerita! Kujamin tidak ada yang bakal tahu dech!”
“Eeeee benar. ...kamu janji....?” (Agak ragu-ragu)
“Oke pasti aman!”
“Sejujumya, semenjak seminggu, ini aku selalu terbayang-bayang wajah cowok
kelas X A. Itu ... tuch anak yang tinggi & tampan. Setiap kali aku berjalan dan berpapasan
dengan dia jantungku terasa mau copot rasanya karena ... aku suka dia!. Ia juga baik
sekali ... aku kemarin lihat dia di depan sebuah toko memberikan setumpuk pakaian
kepada gelandangan yang biasanya mangkal di depan toko itu! Pokoknya dia orangnya
baiiiiiiiiiiiiiiiiiiik sekali! Sangat, sangatbaik! Aku ingin berkenalan dengan dia dan menjadi pacamya.”
“Yang benar saja Chris ... kamu lihat dia kemarin memberikan setumpuk pakaian
kepada gelandangan itu? Soalnya aku lihat dia kemarin terlibat tawuran dengan sekolah
lain!”
“Ah! Ngacau kamu Shar...”Salah lihat mungkin kamu!”
“Betul! Aku lihat dia dengan kelompok ‘Blue’nya. Aku juga tahu siapa dia
sebenamya! Soalnya rumahnya di sebelah rumahku!”
“Shar... apa yang kamu katakan betul, lalu yang saya lihat kemarin siapa?”
“Saudara kembamya mungkin? Sebenarnya ía adalah anak kembar yang dari sejak kecil sudah hidup terpisah karena orangtuanya bercerai. Namanya adalah Danu. Saudara kembamya adalah Dany. Danu hanya hidup dengan bapaknya. Dany hidup dengan ibunya dan bapak tirinya. Kehidupan mereka berbeda. Danu hidup serba kecukupan. Hal itu yang mungkin membuat dia menjadi anak manja dan berandal karena bapaknya
tidak pernah memberi kasih sayang, hanya uang dan uang yang diberikan! Sedangkan Dany hidup sangat menderita. Tiada hati tanpa amarah dan bapak tininya. Belum lagi
sepulang sekolah hams mencari uang sendiri untuk membiayai hidupnya! Itu yang
mungkin membuat Dany lebih dewasa dalam pikiran emosi dan tindakannya sehingga
muncul belas kasihan pada sesamanya yang mendenita! “Chris... maaf ya aku mengatakan
semua ini demi kamu sahabatku”

Tiba-tiba, Christie menuju kelasnya yang masih sepi. Tanpa pikir panjang ia
langsung menangis tersedu-sedu di dalam kelas. Sharry mengikutinya lalu memeluknya.
Sharry kemudian memandang Christie dan berbicara kepadanya.
“Chris... kadangkala kita harus menelan empedu dalam kehidupan kita yang sering kali membuat kita sakit, menangis, sedih, ingin marah dan mengalami kepahitan hati. Tapi apabila semua itu dapat kita terima dengan bijaksana, pengalaman pahit itu justru kita jadikan sebagai pengalaman yang paling berharga untuk melangkah ke kehidupan yang lebih baik sehingga empedu itu Iama-kelamaan akan berubah menjadi madu. Sebaliknya mungkin ada orang yang setiap harinya hanya minum madu yang membuat hidupnya selalu tampak manis, tetapi apabila orang tersebut tidak tahu makna hidup dan ucapan syukur, maka madu itu pun lama kelamaan akan berubah menjadi empedu. Belajarlah seperti Dany dan bukan Danu. Masih banyak koq cowok yang lain... ya nggak...? dan semuanya perlu dibawa dalam doa kepada Tuhan Yesus (Sambil tersenyum).
“Betul juga..., Makasih yang Sharr... kamu
memang sahabatku yang baik sekali...”, sahut
Christie.

MATERI

A. Bentuk Emosi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada dua pengertian emosi. Pertama, emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut di waktu singkat. Kedua, emosi adalah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis yang bersifat subjektif. Dengan bahasa lain emosi adalah ekspresi perasaan manusia.

Pada dasarnya setiap manusia pasti mempunyai emosi. Emosi merupakan karunia Tuhan, bahkan dalam keadaan tak berdaya misalnya sedang sakit. Mungkin kamu pernah mengunjungi orang sakit yang sudah tidak dapat bergerak, tidak dapat berbicara, dan juga hanya memejamkan mata saja. Namun ketika kamu datang menjenguknya, menyentuh telapak tangannya, dan ia mendengar suaramu, orang sakit itu tiba-tiba meneteskan air mata. Kejadian tersebut adalah suatu tanda bahwa manusia itu masih hidup dan mampu menggunakan satu di antara panca inderanya. Artinya ia masih dapat menggunakan emosinya dengan baik. Air mata orang sakit merupakan bentuk respons bahwa ia menyadari kehadiranmu. Dengan demikian, emosi dapat juga disebut bahasa hati manusia yang merupakan pemberian Tuhan.

Jenis ekspresi perasaan atau bahasa hati manusia muncul sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di sekelilingnya. Misalnya, seseorang yang ditinggal mati oleh orang yang dikasihinya pasti akan bersedih dengan cara menangis. Sebaliknya, orang yang merayakan ulang tahun dan kemudian mendapatkan hadiah akan bergembira dengan tersenyum atau tertawa. Demikian pula seseorang akan merasa berbunga-bunga ketika akan bertemu dengan sang pujaan hati. Kebanggaan disertai rasa haru pun dapat timbul ketika seseorang dapat meraih prestasi yang diimpikannya.

Pada usia remaja, emosi memiliki peranan penting. Pada usia ini tingkat emosi yang timbul cepat berubah dalam waktu yang relatif singkat. Hari ini merasa gembira, tiba-tiba keesokan harinya sudah terlihat cemberut. Apalagi mereka yang sudah memasuki masa-masa pacaran, emosi yang dimilikinya sering kali menjadi tidak stabil. Dalam situasi tertentu ada rasa rindu pada sang kekasih yang berlebih dan bergejolak sehingga waktu makan dan tidur tidak teratur. Namun, rasa rindu itu pun bisa berubah secara cepat ketika sang kekasth tidak menghubungi dia. Ada rasa jengkel, marah, dan bahkan curiga kepada sang kekasih.

B. Mengembangkan Emosi

Emosi merupakan suatu anugerah Tuhan yang memang sudah melekat dalam pribadi manusia. Manusia sudah diciptakan Tuhan dengan berbagai perasaan yang menyertainya. Perasaan gembira, sedih, marah, cinta, dan lainnya. Betapa menderitanya orang yang harus bersedih di tengah kegembiraan atau bergembira di tengah kesedihan. Manusia tidak dapat memaksakan diri dengan memunculkan emosi yang harus terjadi pada saat tertentu. Ketika menangis, seseorang memang harus menangis. Begitu pula ketika tertawa harus tertawa.

Sebagai contoh: ada beberapa orang Kristen yang berpikir apabila ada keluarganya yang meninggai ia tidak perlu menangis, tetapi harus berbahagia karena orang yang sudah meninggal di dalam Kristus sudah diselamatkan. Hal ini tidak biasa dilakukan dalam masyarakat karena akan disebut orang aneh. Secara psikologis, orang tersebut sudah mengekang kebebasan perasaannya. Hal ini dapat membahayakan kejiwaannya. Ada seorang Kristen yang memegang teguh imannya. Ketika anak tunggalnya meninggal karena kecelakaan, ia bertahan untuk tidak menangis, walaupun sebenarnya jiwanya sangat terpukul dengan peristiwa tersebut. Ketika dilakukan penutupan peti jenazah, orang tersebut tidak bisa menerima, berontak dan menangis tersedu-sedu serta jatuh pingsan hingga beberapa hari dan menjadi stres.

Iman Kristen tidak pernah melarang orang untuk menangis, bersedih, dan berduka. Ketika ada anggota keluarga atau sahabat yang meninggal, wajarlah bila kita menangis. Namun, jangan sampai kesedihan itu sampai berlarut-larut. Setelah itu kembali menjalani kehidupan sebagaimana mestinya, karena orang Kristen memiliki Tuhan Yesus yang mengasthi, peduli, dan
menerima diri manusia apa adanya (Yeremia 29:11;1 Yohanes 4:9-10).

C. Mengendalikan Emosi

Tuhan Yesus dalam sisi kehidupan-Nya sebagai manusia pernah mengalami kesedihan yang luar biasa. Tepatnya pada malam sebelum Dia disalibkan. Dia merasakan perasaan-Nya tertekan luar biasa. Injil Lukas menyaksikan bahwa peluh Yesus ketika berdoa di Taman Getsemani seperti
tetesan darah. Hal ini menggambarkan penderitaan Yesus yang sungguh sangat berat. Malam itu, emosi Yesus mungkin tidak stabil. Rasa sedih dan takut bercampur menjadi satu, tetapi Dia harus tetap menjalankan misi Bapa bagi umat manusia (Lukas 22:39-46).

Dalam kesedihan dan ketakutan yang luar biasa tersebut, Yesus dapat mengendalikan emosi dengan tidak menuruti kehendak-Nya sendiri dan menghindari kematian. Dalam doa-Nya, Yesus hanya memasrahkan diri kepada kuasa Bapa tentang apa yang akan terjadi atas hidup-Nya. Dia tidak mementingkan diri-Nya karena Dia tahu tujuan dan kematian-Nya adalah bagi umat manusia. Memang Yesus adalah Tuhan yang rela menjadi manusia sama seperti kita untuk menyelamatkan manusia dan maut dan mendapat keselamatan kekal.

Bentuk emosi yang perlu dikendalikan adalah amarah. Marah adalah memang manusiawi, tetapi menjadi kurang sehat jika seorang memiliki sikap pemarah, yaltu sikap mudah marah. Sikap ini akan menjadi bentuk emosi yang negatif. Manusia harus mengendalikan amarah. Di dalam Efesus Rasul Paulus menjelaskan bahwa apabila kita menjadi marah karena suatu sebab
maka jangan sampai berbuat dosa dengan segera meredakan amarah sebelum matahari terbenam. Artinya, apabila kita marah, kita perlu segera menyelesaikannya dengan tidak menyimpan dendam (Efesus 4:26)

UJI KOMPETENSI
1.      Sebutkan definisi emosi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia!
2.      Carilah perbedaan antara emosi, emosional dan emosionalisme!
3.      Daftarlah emosi yang sering muncul dalam dirimu! Kemudian sebutkan pengaruhnya bagi kehidupanmu!
4.      Bagaimana cara mengembangkan emosi sebagai remaja dewasa menurut pemahamanmu?
5.      Bagaimana cara mengedalikan emosi menurut pemahamanmu?
6.      Apakah yang dapat kamu teladani dan sikap Yesus dalam hal menggunakan emosi secara baik dan tepat?

0 komentar: