Sabtu, 27 Juli 2013

KEDEWASAAN IMAN TAKUT AKAN TUHAN



A. Hakikat Takut Akan Tuhan

Makna daRI kata “takut” tidak selalu sama dalam sebuah kalimat. Pada umumnya orang selalu mengaitkan kata “takut” dengan sesuatu hal yang bersifat misteri seperti takut kepada hantu, kuburan dan sebagainya. Namun, ada rasa takut yang bersifat biasa saja seperti takut kepada manusia, perampok, bapak/ibu dan guru karena lupa mengerjakan tugas rumah dan sebagainya.

Di dalam takut akan Tuhan terkandung unsur penghormatan, keseganan, dan kekudusan. Menurut Ensikiopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, secara teologis, kata “takut” dapat dijelaskan menjadi 4 jenis yaitu:
(1) Ketakutan yang kudus,
(2) Takut diperbudak,
(3) Takut pada manusia dan
(4) Yang disegani.
Takut akan Tuhan masuk dalam kategori pertama dan keempat.

Dalam takut akan Tuhan terdapat unsur penghormatan. Rasa hormat tersebut melebihi rasa hormat kepada manusia. Rasa hormat kepada manusia mungkin terbatas pada sikap, waktu, tempat, dan kondisi. Namun, rasa hormat kepada Tuhan melebihi semuanya itu. Semua itu terjadi karena rasa hormat kepada Tuhan terjadi dan dilihat berdasarkan hati seseorang kepada Tuhan. Tidak terbatas pada sikap, kondisi, dan waktu tertentu. Di mana pun, kapan pun dan dalam keadaan apa pun, rasa hormat kepada Tuhan harus senantiasa ada.

Dalam unsur takut akan Tuhan, terdapat juga unsur keseganan. Yakub menyebut Allah dengan sebutan “Yang disegani”. Keseganan in i berhubungan dengan rasa takut manusia terhadap kedahsyatan yang menggetarkan manusia (misa]nya gelombang Tsunami yang melanda Indonesia pada 26 Desember 2004). Melihat kedahsyatan peristiwa tersebut, manusia menjadi semakin takut akan Tuhan. Ungkapan lain yang lebih mendalam adalah segan kepada Tuhan.

Dalam ketakutan yang kudus, terdapat unsur pertama, yaitu penghormatan kepada Allah dengan menaati perintah-perintahnya, membenci sambil menjauhkan diri dari semua bentuk kesalahan (Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, hal. 439). Ketakutan inilah yang selan;utnya sering disebut dengan agama sejati.

Seseorang dikatakan beragama apabila ia percaya adanya Tuhan dengan cara mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam perspektif iman Kristen rasa takut akan Tuhan harus diikuti dengan sikap percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat sejati.

B. Tujuan dan Bentuk Sikap Takut Akan Tuhan

Dalam bingkai iman Kristen sikap takut akan Tuhan dilakukan bukan untuk mendapatkan keselamatan. Tetapi sebagai bentuk ucapan syukur atas keselamatan yang sudah diperolehnya melalui pengurbanan Yesus Kristus di kayu salib. Apabila ada orang Kristen mempunyai sikap takut akan Tuhan untuk mendapatkan keselamatan, tindakan itu tidak sesuai dengan ajaran iman Kristen.

Bentuk dan sikap takut akan Tuhan tidak berarti membawa kalung salib dan Alkitab ke mana pun kita pergi. Atau menggunakan barang-barang tersebut sebagai senjata untuk melawan kuasa kegelapan. Misalnya, memakai kalung salib karena sering pulang malam melewati kuburan. Kalung salib ataupun Alkitab bukan alat perlindungan diri dari roh-roh jahat. Benda-benda tersebut tidak dapat melindungi kita dan roh-roh jahat. Hanya Tuhan yang mampu melindungi kita (Ulangan 5:10).

Pemaparan tersebut bukan berarti kita tidak boleh membawa Alkitab atau kalung salib ke mana-mana. Selama pemakaian barang-barang tersebut tidak melebihi benda biasa dan kita tidak memandang benda-benda tersebut memiliki kekuatan melebihi kekuatan Tuhan, sebenarnya tidak masalah. Sebaliknya, apabila Alkitab dan kalung salib sudah menjadi tuhan atas hidup kita sehingga kita mengandalkannya, itu artinya kita sudah menduakan Tuhan. Walaupun kita tidak membawa Alkitab dan kalung salib saat melewati kuburan pada malam han, kita tidak perlu takut karena Tuhan senantiasa menyertai kita. Bahkan, saat kita menjauh dan Tuhan, Dia tetap mendekat pada kita, karena Tuhan sangat mengasihi kita dengan cinta yang tulus.

Rasa takut akan Tuhan lebih bersifat batiniah. Apabila seseorang terlibat aktif di gereja dan persekutuan-persekutuan pemuda atau remaja, tetapi ia tidak mengasthi sesamanya, rasa takut akan Tuhan tidak menjadi sempurna. Rasa takut akan Tuhan tidak hanya ditunjukkan dengan tekun beribadah, melainkan juga dengan mengasihi sesama baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

Persekutuan-persekutuan Pemahaman Alkitab (PPA) dan ibadah di gereja merupakan sarana kita untuk memupuk iman dan lebih mengenal Tuhan. Sepulang ibadah, perbuatan kita harus mencerminkan orang-orang percaya yang takut akan Tuhan.

Selain itu, sikap takut akan Tuhan itu juga dapat dikembangkan dengan memiliki hubungan pnibadi dengan Tuhan melalui doa. Perlu diyakini bahwa doa merupakan sarana kita untuk berkomunikasi dengan Tuhan.

Semua bentuk yang telah dipaparkan tersebut hanyalah suatu sikap yang tampak secara lahiriah. Di sini yang paling penting bukan yang lahiriah tetapi batiniah.

C. Tokoh-tokoh Alkitab yang Takut Akan Tuhan

Banyak tokoh Alkitab yang mampu menunjukkan sikap takut akan Tuhan, meskipun mereka sama seperti kita, memiliki dosa dan kelemahan. Kita akan mencoba melihat sisi baik dari tokoh-tokoh yang takut akan Tuhan itu. Dalam pelajaran ini kita hanya membahas 3 tokoh yang takut akan Tuhan,yaitu Daud, Yosia, dan Rasul Paulus.

1. Daud

Salah satu sikap tidak takut akan Tuhan yang diperlihatkan Daud adalah ketika ia berbuat dosa dengan merebut Batsyeba dari tangan suaminya, Uria. Lalu, ia dengan sengaja menempatkan Uria pada barisan terdepan ketika berperang agar Uria terbunuh sehingga ia bisa leluasa memperisteri Batsyeba. Namun, setelah itu, Tuhan mengutus Nabi Natan untuk memperingatkan kesalahan Daud itu. Setelah diingatkan Daud menjadi takut akan Tuhan dan akhirnya menyesali dosa-dosanya kepada Tuhan (2 Samuel 12:1-25)

2. Yosia

Yosia adalah raja Yehuda (639-609 SM). Anak Aman dan cucu Manasye. Dia naik takhta ketika usia 8 tahun. Sebagai raja Yehuda ia sudah melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Dia melakukan reformasi di bidang keagamaan dengan menghancurkan tempat-tempat yang sering digunakan untuk menyembah baal-baal (ilah-ilah lain) berupa kepercayaan politeisme, yaitu kepercayaan adanya banyak tuhan. Akhimya, apa yang ia lakukan itu berhasil dan ia kemudian mengajak bangsa Israel untuk menyembah satu Tuhan saja. Reformasi itu dilakukannya ketika berusia 18 tahun. Jadi, saat itu ia masth sangat muda (2 Raja-raja 22:1-20).

3. Rasul Paulus
Tokoh paling terkenal dalam Peqanjian Baru adalah Rasul Paulus. Kamu mungkin sudah tahu ceritanya. Bagaimana dia sebelumnya sangat membenci orang Kristen dengan cara menyeret dan membunuh mereka. Namun, karena cinta kasih Tuhan Yesus, dia akhirnya diselamatkan oleh Tuhan dan bahkan diberi tugas untuk memberitakan Injil.

UJI KOMPETENSI
1.      Ada berapa pemahaman kata “takut” menurut Ensikiopedi Alkitab Jilid II? Sebutkan dan jelaskan!
2.      Apakah tujuan kita mempunyai rasa takut akan Tuhan?
3.      Gambarkan bentuk sikap takut akan Tuhan yang tepat!
4.      Menurut pendapatmu mana yang lebih baik takut akan Tuhan atau takut kepada teman? Berikan alasannya!
5.      Jelaskan bentuk sikap takut akan Tuhan yang dimiliki oleh Daud, Yosia, dan Rasul Paulus!

0 komentar: