PROLOG:
Salah satu ajaran Kristen yang tidak mudah dipahami & juga sering disalah-pahami adalah ajaran tentang Trinitas
atau “Allah Tritunggal”. Istilah “Trinitas” (Tritunggal) memang tidak
didapatkan di dalam Alkitab. Ajaran Allah Tri-tunggal ini merupakan
rumusan dari ajaran iman Kristen yang didasarkan pada Alkitab. Ini yang
juga membuat sebagian orang sulit menerimanya. Sebagian mereka yang
tidak memahami dan menolaknya berpendapat bahwa ajaran tentang
“Trinitas” ini adalah tidak logis. Ibaratnya seperti matematika: “1 + 1 + 1=1”,
adalah hal yang salah dan tidak rasional, menurut mereka.
Berikut ini sharing pemahaman saya perihal iman Kristen khususnya tentang ajaran “Trinitas” atau “Allah Tritunggal”:
01)
Ajaran “Trinitas” ini pada intinya memperkenalkan keberadaan TUHAN,
Allah yang diimani oleh umat Kristen berdasarkan Alkitab, yang isinya:
TUHAN itu adalah Allah yang Esa, “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Ulangan 6:4);
Dan keberadaan TUHAN yang Maha Esa itu DIWUJUDKAN DALAM TIGA MANIFESTASI sebagai Allah Bapa, Allah-Anak & Allah Roh Kudus.
“Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus…” (Matius 28:19).
02)
Ajaran “Trinitas” ini substansinya adalah ajaran (pemahaman) tt
“HAKIKAT & PEKERJAAN POKOK” Allah sebagai “Bapa”, “Allah Anak” (atau
Anak Allah yang Tunggal - Yohanes 1:14), dan “Allah Roh Kudus”.
Catatan:
“Hakikat” adalah hal yang paling inti, yang dari awal sampai selamanya
tidak berubah. Contoh: hakikat “air” adalah H2O. Namun H2O ini bisa
berbentuk air, es, atau uap. Dan hakikat baik itu air, es atau uap,
tetaplah H2O. Contoh di Alkitab: salah satu sifat Allah yg paling hakiki
adalah KASIH (I Yohanes 4:8,” Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak
mengenal Allah, SEBAB ALLAH ADALAH KASIH.” Maka dari awal sampai
selamanya, sifat Allah yang menonjol adalah KASIH.
I. HAKIKAT ALLAH:
A. Sebagai Pencipta alam semesta & Pemelihara umatNya digunakan sapaan “BAPA”
Kejadian 1:1,” Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
Dalam karya Penciptaan alam semesta dan hidup manusia, Alkitab memperkenalkan sapaan kepada TUHAN, Allah dengan sapaan “BAPA”:
“Demikianlah
engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan
tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang MENCIPTA engkau, yang
MENJADIKAN dan menegakkan engkau?” (Ulangan 32:6).
Penjelasan : Mengapa digunakan sapaan “BAPA” ?
Dalam
kultur masyarakat patriarchal (patrilinear), “bapa” adalah representasi
dari persekutuan orang tua (yakni “ayah & ibu”). Seorang anak dalam
dunia Timur (kultur patriarchal), hampir selalu melekat dengan nama
orang-tuanya yang diwakili cukup dengan nama ayah. Contoh: Simon bin
(anak dari) Yunus.
Di dalam istilah “bapa” mengandung 3 (tiga) makna pokok, yaitu:
1.
Sumber (dari mana) asalnya seorang anak dilahirkan atau berasal. “Simon
bin Yunus”, artinya “Simon itu dilahirkan (hidupnya berasal) dari
keluarga Bapak Yunus.
2.
Sifat sang “bapa” yakni penuh kasih-sayang kepada anaknya. Jika
orang-tua (yg direpresentasi oleh nama ayah) tidak menyayangi/mengasihi
anaknya, kemungkinan besar anaknya tersebut akan dibuang
dan dipelihara orang tua lainnya; maka yang kemudian menjadi “orang-tua”
bagi si anak adalah orang yang menyayangi dan memeliharanya.
“TUHAN
adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih
setia….Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang
kepada orang-orang yang takut akan Dia.” Mazmur 103:8,13).
3.
Karena sifat “Bapa” yang pengasih & penyayang, maka jika anak
berbuat salah/dosa, orang-tua akan memaafkan (mengampuninya).
Demikianlah pula yang dilakukan oleh TUHAN, Allah sebagai “Bapa” bagi
manusia.
“Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh,
Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal
kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami"
sejak dahulu kala.” (Yesaya 63:16).
Perhatikan
ayat tsb.: sapaan “Bapa” muncul terkait dengan pekerjaanNya sebagai
“Penebus kami” sejak dahulu kala. JADI “BAPA” yang dikenakan kepada
TUHAN,Allah menunjuk pada pekerjaanNya sebagai PENEBUS dosa umatNya.
B. HAKIKAT ALLAH ADALAH ROH KUDUS (ROH SUCI):
Kejadian 1:2,” Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”
Yohanes 4:24,” Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Catatan:
Jika dinyatakan bahwa “Allah itu Roh”, itu maksudnya adalah “Roh Suci”
atau “Roh Kudus”; dan jangan disimpulkan bahwa semua “roh” adalah
“Allah”. Konklusi ini dalam ilmu logika dinamakan “sesat berpikir”
sehingga konklusinya tidak valid.
Contoh/analogi “sesat berpikir”:
Contoh
1: Proposisi (premis)à “Manusia itu bernafas”; Konklusi: “Bernafas itu
manusia”, maka konklusi tsb. tidaklah valid alias “sesat berpikir”.
Contoh 2: Manusia adalah makhluk hidup,
Binatang adalah makhluk hidup,
Maka manusia=binatang (konklusi “sesat berpikir”)
Yg benar: Maka manusia dan binatang adalah makhluk hidup.
“Allah itu Roh”, maksudnya adalah sebagai “Roh Suci” (“Roh Kudus”), tetapi tidak semua roh adalah “Allah”.
C. HAKIKAT ALLAH ADALAH FIRMAN:
Kejadian 1:3,” Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.”
Yohanes 1:1,” Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
II. PEKERJAAN POKOK ALLAH: Ada 3 (tiga) pekerjaan pokok Allah: (1) sebagai Pencipta & Pemelihara; (2) sebagai PENYELAMAT; (3) sebagai PEMBIMBING & PENOLONG
A. PEKERJAAN I: ALLAH SEBAGAI PENCIPTA ALAM SEMESTA & PEMELIHARA UMAT MANUSIA
Karena
karya penciptaan dan pemeliharaan Allah atas umat manusia ini, Alkitab
memperkenalkan hakikatNya sebagai “Allah, Bapa” (sudah dijelaskan di
atas, bagian I.A.).
B. KARYA PENYELAMATAN: Dilakukan oleh kuasa Firman Allah dengan cara datang ke dunia menjadi manusia Yesus Kristus.
“Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14).
Karena peristiwa Firman Allah MENJADI MANUSIA, Alkitab memperkenalkan
julukan/ jabatan kepada Yesus Kristus sebagai “Anak Allah yang Tunggal”
(Yohanes 3:16).
Penjelasan I: Mengapa digunakan istilah “Anak Allah yang Tunggal” ? Apakah maknanya itu ?
Istilah “anak” mempunyai 3 (tiga) makna, yaitu:
1. asal-usul kehidupan si anak. Contoh: Simon bin (anak) Yunus, artinya: Simon asal (hidupnya) adalah dari keluarga Bapak Yunus.
2. Hubungan kasih antara anak dengan orang tua (yg direpresentasikan oleh “bapa”).
3. Tugas pokok seorang anak kepada orang-tuanya, yaitu hormat dan taat.
IMPLEMENTASI:
Yesus Kristus adalah “Anak Allah yang Tunggal”, maknanya:
1.
Yesus Kristus berasal dari Allah. Tetapi Dialah satu-satunya yang
berasal dari Allah dengan cara : Firman Allah menjadi manusia. Karena
itu digunakan kata sifat “yang tunggal” (satu-satunya yg merupakan
penjelmaan dari Firman Allah. Sedangkan manusia lainnya, hidupnya juga
berasal dari Allah; namun terjadinya melalui perpaduan benih (kelahiran)
dari ayah dan ibunya.
2.
Yesus Kristus adalah “Anak Allah yang tunggal”, maknanya: Yesus Kristus
mempunyai HUBUNGAN CINTA KASIH dengan Allah (sebagai Bapa-Nya), dan
HUBUNGAN KASIH itu adalah SEMPURNA. Kata sifat “yang tunggal” dalam diri
Yesus Kristus sebagai “Anak Allah yang tunggal”, hendak menjelaskan
bahwa HANYA ANTARA YESUS KRISTUS DENGAN ALLAH (Bapa-Nya) yang MEMPUNYAI
HUBUNGAN KASIH YANG SEMPURNA. Sedangkan hubungan kasih antara manusia
dengan Allah tidak sempurna, karena manusia berbuat dosa, dan tidak
sempurna menaati perintah Allah. Sedangkan Yesus Kristus menaati
perintah/ kehendak Allah secara sempurna (Yesus Kristus adalah suci,
tidak berdosa - band Ibrani 4:14-15,”Karena kita sekarang mempunyai Imam
Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak
Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia
telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”).
3.
Yesus Kristus adalah “Anak Allah yang tunggal”, maknanya: hanya Yesus
Kristus yang MENAATI PERINTAH /KEHENDAK ALLAH SECARA SEMPURNA.
Catatan:
Manusia yang menaati perintah Allah (khususnya bertindak percaya dan
menerima Yesus Kristus) juga dinamakan “anak-anak Allah” (Yohanes 1:12),
artinya: (1) hidupnya berasal dari Allah; (2) mempunyai hubungan kasih
dengan Allah; (3) menaati perintah Allah --- TAPI TIDAK SEMPURNA.
HANYA
YESUS KRISTUS YANG SEMPURNA DALAM KETAATAN-NYA KEPADA ALLAH, sehingga
digunakan kata sifat “yang tunggal”--- satu-satunya yg taat kepada Allah
secara sempurna. (Filipi 2:8,”Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib”).
Penjelasan
II: Mengapa karya penyelamatan Allah bagi manusia dari dosa dan maut
itu harus dikerjakan dengan cara: FIRMAN ALLAH itu MENJADI MANUSIA YESUS
?
1. Itu sudah menjadi kehendak dan keputusan Allah (kewenangan & otoritas Allah scr mutlak.)
2.
Manusia yang telah berbuat dosa, telah dikendalikan/dibelenggu oleh
kuasa dosa (Yohanes 8:34,”Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba
dosa.”. Karena itu sangatlah tidak mungkin bagi manusia untuk
mendapatkan keselamatan dari dosa dan maut itu dengan mengandalkan
kekuatan, perbuatan dan kebaikannya sendiri tanpa penyelamatan yang
dikerjakan oleh Yesus Kristus.
“Karena
semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena
penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3:23-24).
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23).
3.
Cara penyelamatan Allah yang ditentukan melalui dan oleh Yesus Kristus
ini untuk memenuhi DUA POKOK SIFAT ALLAH YANG UTAMA, YAITU: KASIH &
ADIL.
Bersumber
dari KASIH Allah itu, Allah tidak menghendaki bila semua manusia
berdosa berakhir dengan maut; karena itu Allah berkeputusan untuk
melaksanakan penyelamatan melalui karya penebusan dosa yang dikerjakan
oleh Yesus Kristus. Jikalau penyelamatan Allah itu dikerjakan tanpa
penebusan/pengorbanan Yesus Kristus, memang Allah adalah KASIH, tetapi
prinsip Sifat KEADILAN ALLAH menjadi tidak nampak (terlaksana). Karena
di dalam prinsip KEADILAN, berlaku: HUKUMAN HARUS DIJATUKAN BAGI YANG
BERSALAH. Dan jikalau hukuman dosa berupa maut itu dijatuhkan kepada
umat manusia, maka semua umat manusia akan berakhir dengan MAUT; dan ini
membuat sifat KASIH Allah menjadi tidak terpenuhi. Karena itulah,
PRINSIP KASIH & KEADILAN itu dapat menyatu dan terpenuhi dengan
jalan: HUKUMAN DOSA (berupa maut) tetap dijatuhkan (memenuhi prinsip
KEADILAN ALLAH), tetapi bukan atas hidup manusia (karena ALLAH ADALAH
KASIH, dan karena manusia tidak akan sanggup menanggung maut), tetapi
demi KASIH-NYA bagi manusia, Allah menjatuhkan hukuman maut itu bagi
Yesus Kristus, karena Yesus Kristus mempunyai segala kuasa, sehingga Ia
sanggup menanggung maut, dan kemudian BANGKIT dari antara orang mati.
Kebangkitan Yesus Kristus ini sebagai BUKTI bahwa YESUS KRISTUS MEMILIKI
SEGALA KUASA (baik di bumi maupun di Surga) -
Band.
Matius 28:18,” Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Oleh karena Yesus Kristus
ini mempunyai SEGALA KUASA DI SORGA & DI BUMI maka Yesus Kristus
dinamakan “Kurios” (= Tuhan; Inggris: Lord) yang artinya: PENGUASA &
PEMILIK ATAS SEGALA SESUATU. Yesus Kristus adalah “Tuhan”(Penguasa
& Pemilik atas segala sesuatu) karena Yesus Kristus hakikatNya
adalah Firman Allah itu sendiri; dan Yesus Kristus sudah membuktikan
diriNya telah berkuasa atas segala sesuatu (termasuk atas penyakit, alam
semesta, roh jahat, iblis, dosa, dan maut).
4.
Sebelum Yesus Kristus datang ke dunia, Allah sudah memberikan
kesempatan bagi manusia untuk berusaha menyelamatkan dirinya sendiri
dari dosa dan maut, dengan jalan menaati Hukum Taurat; yang intinya
mengandalkan perbuatan ketaatannya kepada TUHAN, Allah. Tetapi tidak
seorang pun yang sempurna menjalankan Hukum Taurat, dan semua manusia
tetap melanggar perintah Allah yg tertuang dalam Hukum Taurat itu.
Karena sudah dicoba dan manusia mengalami kegagalan untuk menyelamatkan
dirinya sendiri, maka Allah telah memutuskan untuk mengutus Yesus
Kristus ke dunia dalam rangka mewujudkan misi penyelamatan dari Allah
yang mengutusNya.
C. PEKERJAAN POKOK ALLAH yang ketiga adalah : MEMBIMBING & MENOLONG.
Setelah
manusia menerima keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus, maka
manusia yang masih tinggal di dunia ini, masih memiliki berbagai
kelemahan kedagingan dalam dirinya, sehingga mudah jatuh ke dalam dosa
dan berbagai pencobaan. “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu
jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging
lemah." (Matius 26:41).
Selain itu, orang Kristen tetap menghadapi berbagai tantang iman, pencobaan, nafsu dosa dan tipu daya iblis.
“Kenakanlah
seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan
tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan
daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat
di udara. - Efesus 6:11-12.
“Sadarlah
dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti
singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (I
Petrus 5:8).
Dalam
situasi seperti itulah maka Allah mengerti kebutuhan dan kelemahan
manusia yg sudah percaya kepada Yesus Kristus, yakni MEMBUTUHKAN
PIMPINAN (BIMBINGAN), PERTOLONGAN, PENGHIBURAN dan TUNTUNAN dari Allah.
Dan pelaksanaan pekerjaan Allah yang membimbing, menolong, menghibur
serta menuntun umatNya ini dilakukan oleh HAKIKAT ALLAH SEBAGAI ROH
KUDUS.
“Aku
akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia
dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai
kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 1:16-17).
“tetapi
Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yohanes
14:26).
“Jikalau
Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang
keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” (Yohanes 15:26).
CATATAN PENTING:
Penolong
& Penghibur (Inggris: “Consoler”) berasal dari kata bhs Yunani:
“Parakletos”; dan yg dimaksudkan bukan manusia biasa (meski menggunakan
kata “seorang”), tetapi jelas sekali itu menunjuk pada Roh Kudus.
Perhatikan dengan seksama: Yoh 14:16-17, “Penolong= Roh Kebenaran”
Yoh 14:26, “Penghibur (Yunani: ‘Parakletos’) = Roh Kudus.
Yoh 15:26, “Penghibur (Yunani: ‘Parakletos’) = Roh Kebenaran.
JADI: PENOLONG (Yoh 14:16) = ROH KEBENARAN (Yoh 14:17) = PENGHIBUR (Yoh 14:26) = ROH KUDUS (Yoh 14:26; Yoh 15:26).
Ini
saya sampaikan sehubungan dengan adanya sebagian penafsir non-kristen
yg menafsirkan dan mengklaim bhw di dalam Yoh 14:16 itu (dibaca sepotong
ayat), Yesus Kristus menjanjikan seorang penolong dalam diri seorang
nabi terakhir (yang menjadi nabi bagi agama Islam).
KESIMPULAN:
Ajaran
“Trinitas” sekalipun memang tidak adanya istilah “trinitas”di dalam
Alkitab, adalah rumusan & rangkuman tt TUHAN itu Allah yang Esa, dan
Allah yang Esa itu mempunyai 3 (tiga) HAKIKAT & PEKERJAAN POKOK,
yaitu:
1. Sebagai Pencipta & Pemelihara ciptaanNya, diperkenalkan oleh Alkitab dng sapaan “Allah- BAPA”).
2.
Sebagai PENYELAMAT bagi manusia dari dosa dan maut, YANG DIKERJAKAN
oleh FIRMAN ALLAH (hakikat Allah sbg Firman), yaitu yg MENJADI MANUSIA
YESUS KRISTUS à dinamakan “Anak Allah yang tunggal”
3.
Sebagai PEMBIMBING, PENOLONG, PENGHIBUR & PEMBERI KARUNIA
PELAYANAN, yang dikerjakan oleh HAKIKAT ALLAH sebagai ROH KUDUS.
Sebagai penutup, sy tambahkan ilustrasi analogis tentang SIFAT-SIFAT ALLAH.
Allah itu Mahaesa. Tetapi Allah yang Mahaesa itu mempunyai banyak SIFAT ILAHI yang HAKIKI, diantaranya:
Ø Mahasuci
Ø Mahakasih
Ø Maha-Adil
Ø Maha-Hadir
Ø Maha-Mulia
Ø Maha-Kehendak
Ø Maha-Kuasa
Ø Maha-Besar
Ø Maha-Tinggi
Ø Maha Pengampun
Ø Maha Pencipta Dsb.
Tentu
masing2 SIFAT ILAHI dalam diri ALLAH itu tidak sama satu terhadap yang
lain. Sifat MAHASUCI tentu mempunyai makna yang berbeda dengan sifat
MAHA-KASIH atau MAHA-PENGAMPUN, berbeda makna pula dengan sifat
MAHA-HADIR, atau MAHA-ADIL. Walau berbagai sifat2 Ilahi Allah itu
berbeda-beda, saya rasa tidak ada seorang pun (yang beriman)
MENYIMPULKAN BAHWA ANTARA SIFAT ALLAH YANG SATU ITU BERTENTANGAN DENGAN
YANG LAIN. Hal yang berbeda, kiranya tidak harus diartikan sebagai hal
yang bertentangan satu terhadap yang lain.
Ilustrasi yang dapat dianalogikan dengan ajaran “Trinitas” pada diri TUHAN, Allah adalah sbb.:
Seorang
ayah, misalnya namanya bp Haris (bukan nama yg sebenarnya), dipanggil
oleh anak-anaknya di rumah dengan sapaan “Bapak” (=ayah), karena
pekerjaan pokok bp Haris bagi anak2nya yaitu yang melahirkan (tentu
bersama istrinya), yang mengasihi dan memelihara anak-anaknya. Ternyata
pak Haris, orang yang sama ini bekerja sebagai dokter di rumah sakit.
Maka orang2 di RS tsb. sering memanggil pak Haris dengan sebutan
“Dokter” (karena pekerjaan pak Haris sebagai dokter). Dan pak Haris,
selain sebagai dokter, dia juga menjalankan profesi (pekerjaan pokok) di
tempat lain sebagai seorang guru (atau dosen). Maka para anak didik
(mahasiswa/wi) menyapakan dengan sapaan “Pak Guru” (atau “Pak Dosen”).
Tentu saja ketiga sapaan kepada orang yg sama yang bernama Bp Haris itu
berbeda-beda; dan itu tidak bertentangan; semuanya benar, karena Bp
Haris menjalankan tiga pekerjaan pokok dalam hidupnya, yaitu: Sbg ayah
bagi anak-anaknya; sebagai seorang dokter bagi pasien; dan sbg seorang
guru/dosen bagi anak didiknya. Orangnya tetap satu yaitu Pak Haris,
tetapi sapaannya ada 3 sebutan yang berbeda.
Sebagaimana
yang telah saya nyatakan di atas, bahwa ajaran tentang Allah Tritunggal
ini memang tidak mudah dipahami, dan jikalau tidak dengan pemahaman
yang cukup tepat/lengkap dapat menimbulkan kesalah-pahaman dan
resistensi; Namun di dalam terang Firman Tuhan serta oleh karunia hikmat
dan pimpinan Roh Kudus, umat Kristen telah mendapatkan anugrah untuk
mengerti sebagian rahasia-rahasia Ilahi yang memang tidak akan dapat
dipahami dengan benar oleh manusia yang mengandalkan akal budinya saja;
terlebih bila menggunakan penerapan ilmu logika (penalaran) yang salah
(tidak valid).
Demikian yang dapat saya sharingkan. Semoga membantu dan para pembaca memperoleh pencerahan dari Roh Kudus. Amin.
1 komentar:
kenapa sulitnya penjelasan trinitas, pakai perumpamaan yg rebet amat, pakai umpama H2O. apa paham anak sd ilmu kiama, semestijya yg sempal az, satu ya satu,tiga ya tiga,,jujur az tuhan tu 3,,kan lebih dimengerti,,agama hindu, budha az jelas2x tuhan cuma satu, ga perlu ngaku satu padahal 3, kebohongan jadi mempersulit diri sendiri..
Posting Komentar