DALAM perjanjian baru “korban Paskah” adalah Yesus Kristus sendiri
yang disebut juga dengan “Anak Domba yang disembelih”. Dalam
perkembangannya Hari Raya Paskah mendapat nuansa baru yaitu perayaan
kebangkitan Yesus Kristus.
Satu tahun sekali orang Kristen berkumpul di gereja atau di tempat-tempat kebaktian untuk mengenang hari kematian dan merayakan kebangkitan Yesus Kristus yang dikenal sebagai Hari Raya Paskah.
Selang beberapa minggu sebelum kebangkitan Yesus, setiap warga Kristen disibukkan dengan membuat pernak-pernik paskah. Mulai dari lampion berwarna dasar merah yang berarti darah Kristus, sampai pembuatan bukit Golgota tempat dimana Yesus disalibkan.
Saat-saat seperti inilah merupakan kesempatan untuk merenungkan kembali mengapa Yesus harus mati di kayu salib sekaligus dijadikan momentum introspeksi diri, apa makna dan pesan paskah bagi kita.
Pada setiap kebaktian akan terdengar paduan suara mendendangkan lagu-lagu pujian yang berkaitan dengan paskah antara lain “Kristus Bangkit! Soraklah” dan lainnya. Ada gereja atau sekolah minggu yang mementaskan drama/refleksi khusus untuk mengenang peristiwa kematian Kristus dan kebangkitan-Nya.
Ingat bahwa “Yesus Mengasihi Kita”. Dan dibuktikan-Nya melalui 33 tahun DIA menyiapkan diri untuk menjadi ‘korban’ bagi kita, 30 keping perak DIA dikhianati, 3 KM lebih DIA memikul Salib, 3 jam lebih DIA di kayu Salib, 3 paku ditancapkan di tangan dan kaki-Nya dan lebih dari 3 liter darah-Nya tertumpah untuk kita.
Yang menjadi pertanyaan, apakah arti paskah yang sebenarnya bagi kita umat kristen ? Apakah cukup dengan membuat pernak-pernik paskah, datang ke tempat kebaktian mendengarkan khotbah, bernyanyi atau mementaskan sebuah drama? Kalau hanya itu saja, kita telah tertipu oleh sebuah tradisi kekristenan dan bisa jadi kita lupa akan arti sesungguhnya pengorbanan darah Yesus Kristus yang suci. Kekristenan kita akan lapuk dan iman kita akan hilang kalau kita berlaku demikian.
Menurut saya, arti paskah dapat dilihat dalam 3 (tiga) hal penting, yaitu:
1. “Kematian Kristus telah membenarkan dan menyelamatkan kita”
Kita telah dibenarkan karena darahNya. Arti kata “dibenarkan” dalam alkitab adalah : dibebaskan dari tuduhan, dinyatakan tidak bersalah menurut pandangan Allah sendiri.
Kita telah dilepaskan / diselamatkan dari hukuman yang kekal. Kita telah bebas seperti halnya Barabas, yang sudah rusak akhlaknya, telah bebas dari hukuman mati. Penjahat itu telah menjadi contoh yang khas bagi manusia, memberontak, tak ber-tuhan, tak berbelas kasihan. Tetapi, karena kematian Kristus ia diselamatkan.
2. “Kematian Kristus itu telah menyucikan hati nurani dan batin kita”
Mari kita renungkan apa yang dikatakan dalam alkitab : “Darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup”. (Ibrani 9:14)
Setiap orang mempunyai hati nurani. Hati nurani ini selalu mengadili segala pikiran, perkataan dan tingkah laku seseorang. Suara hati itu bekerja perlahan-lahan. Kadang-kadang ia mengatakan kesalahan seseorang, tetapi sebaliknya, membenarkan juga akan perbuatan seseorang.
Hati nurani itu mungkin peka, kasar atau tidak sempurna pertumbuhannya. Hal ini tergantung bagaimana kita menerapkannya.
Batin manusia itu telah dikotori oleh dosa. Manusia telah lumpuh, tak berdaya, karena hati nuraninya telah dinodai oleh dosa. Untunglah, darah Kristus telah menyucikan kita dari amal dan perbuatan yang mati, supaya kita dapat melayani Allah yang hidup. Si tunasusila telah berubah menjadi ibu yang baik dan sederhana, si anak nakal telah menjadi pelayan Kristus yang baik. Inilah arti Paskah yang sebenarnya yaitu mengubah manusia yang kotor karena dosa menjadi manusia suci dihadapan Tuhan.
3. “Kematian Kristus telah menebus kita”
Tidak ada arti yang lebih indah dalam peringatan Paskah, kecuali : kita ditebus oleh darah Kristus. Rasul Petrus mengatakan bahwa kita ditebus “...bukan dengan barang yang fana, ... melainkan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus” (1 Pet 1 : 18 – 19)
Bukan hanya Adam tetapi semua manusia telah terkena perangkap Iblis. Manusia harus diambil dari perangkap itu dengan ditebus atau dibeli kembali. Hanya dengan jalan inilah manusia dapat berkomunikasi lagi dengan Allah.
Akhirnya di atas kayu salib di Golgota itu telah terjadi suatu penebusan atau pembayaran yang tidak ternilai harganya, yang jauh lebih mahal dari nilai kita yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus karena kasihNya kepada umat kesayanganNya. Kita ditebus, dibayar kembali, dosa kita dihapuskan, kedudukan kita dipulihkan, bukan dengan barang-barang fana seperti emas, perak yang dapat sirna, tetapi dengan darah Kristus yang kekal dan mulia.
Untuk itu, marilah kita menghargai apa yang sudah dilakukan Yesus Kristus di Golgota, dengan percaya pada-Nya, mengasihi-Nya, melakukan apa yang diperintahkan-Nya dengan segenap hati, jiwa dan segenap akal budi kita.
Hal tersbut bisa aplikasikan dalam keseharian kita. Baik dalam lingkup aktivitas di kantor, pelayanan di Gereja dan pergaulan dengan sesama.
Janganlah kita hanya menjadikan Paskah sebagai momentum permohonan pengampunan dosa karena mengingat pengorbanan Yesus, melainkan menjadikan paskah di setiap hari-hari kita.
Selamat menyongsong Jumat Agung dan minggu Paskah.. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Satu tahun sekali orang Kristen berkumpul di gereja atau di tempat-tempat kebaktian untuk mengenang hari kematian dan merayakan kebangkitan Yesus Kristus yang dikenal sebagai Hari Raya Paskah.
Selang beberapa minggu sebelum kebangkitan Yesus, setiap warga Kristen disibukkan dengan membuat pernak-pernik paskah. Mulai dari lampion berwarna dasar merah yang berarti darah Kristus, sampai pembuatan bukit Golgota tempat dimana Yesus disalibkan.
Saat-saat seperti inilah merupakan kesempatan untuk merenungkan kembali mengapa Yesus harus mati di kayu salib sekaligus dijadikan momentum introspeksi diri, apa makna dan pesan paskah bagi kita.
Pada setiap kebaktian akan terdengar paduan suara mendendangkan lagu-lagu pujian yang berkaitan dengan paskah antara lain “Kristus Bangkit! Soraklah” dan lainnya. Ada gereja atau sekolah minggu yang mementaskan drama/refleksi khusus untuk mengenang peristiwa kematian Kristus dan kebangkitan-Nya.
Ingat bahwa “Yesus Mengasihi Kita”. Dan dibuktikan-Nya melalui 33 tahun DIA menyiapkan diri untuk menjadi ‘korban’ bagi kita, 30 keping perak DIA dikhianati, 3 KM lebih DIA memikul Salib, 3 jam lebih DIA di kayu Salib, 3 paku ditancapkan di tangan dan kaki-Nya dan lebih dari 3 liter darah-Nya tertumpah untuk kita.
Yang menjadi pertanyaan, apakah arti paskah yang sebenarnya bagi kita umat kristen ? Apakah cukup dengan membuat pernak-pernik paskah, datang ke tempat kebaktian mendengarkan khotbah, bernyanyi atau mementaskan sebuah drama? Kalau hanya itu saja, kita telah tertipu oleh sebuah tradisi kekristenan dan bisa jadi kita lupa akan arti sesungguhnya pengorbanan darah Yesus Kristus yang suci. Kekristenan kita akan lapuk dan iman kita akan hilang kalau kita berlaku demikian.
Menurut saya, arti paskah dapat dilihat dalam 3 (tiga) hal penting, yaitu:
1. “Kematian Kristus telah membenarkan dan menyelamatkan kita”
Kita telah dibenarkan karena darahNya. Arti kata “dibenarkan” dalam alkitab adalah : dibebaskan dari tuduhan, dinyatakan tidak bersalah menurut pandangan Allah sendiri.
Kita telah dilepaskan / diselamatkan dari hukuman yang kekal. Kita telah bebas seperti halnya Barabas, yang sudah rusak akhlaknya, telah bebas dari hukuman mati. Penjahat itu telah menjadi contoh yang khas bagi manusia, memberontak, tak ber-tuhan, tak berbelas kasihan. Tetapi, karena kematian Kristus ia diselamatkan.
2. “Kematian Kristus itu telah menyucikan hati nurani dan batin kita”
Mari kita renungkan apa yang dikatakan dalam alkitab : “Darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup”. (Ibrani 9:14)
Setiap orang mempunyai hati nurani. Hati nurani ini selalu mengadili segala pikiran, perkataan dan tingkah laku seseorang. Suara hati itu bekerja perlahan-lahan. Kadang-kadang ia mengatakan kesalahan seseorang, tetapi sebaliknya, membenarkan juga akan perbuatan seseorang.
Hati nurani itu mungkin peka, kasar atau tidak sempurna pertumbuhannya. Hal ini tergantung bagaimana kita menerapkannya.
Batin manusia itu telah dikotori oleh dosa. Manusia telah lumpuh, tak berdaya, karena hati nuraninya telah dinodai oleh dosa. Untunglah, darah Kristus telah menyucikan kita dari amal dan perbuatan yang mati, supaya kita dapat melayani Allah yang hidup. Si tunasusila telah berubah menjadi ibu yang baik dan sederhana, si anak nakal telah menjadi pelayan Kristus yang baik. Inilah arti Paskah yang sebenarnya yaitu mengubah manusia yang kotor karena dosa menjadi manusia suci dihadapan Tuhan.
3. “Kematian Kristus telah menebus kita”
Tidak ada arti yang lebih indah dalam peringatan Paskah, kecuali : kita ditebus oleh darah Kristus. Rasul Petrus mengatakan bahwa kita ditebus “...bukan dengan barang yang fana, ... melainkan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus” (1 Pet 1 : 18 – 19)
Bukan hanya Adam tetapi semua manusia telah terkena perangkap Iblis. Manusia harus diambil dari perangkap itu dengan ditebus atau dibeli kembali. Hanya dengan jalan inilah manusia dapat berkomunikasi lagi dengan Allah.
Akhirnya di atas kayu salib di Golgota itu telah terjadi suatu penebusan atau pembayaran yang tidak ternilai harganya, yang jauh lebih mahal dari nilai kita yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus karena kasihNya kepada umat kesayanganNya. Kita ditebus, dibayar kembali, dosa kita dihapuskan, kedudukan kita dipulihkan, bukan dengan barang-barang fana seperti emas, perak yang dapat sirna, tetapi dengan darah Kristus yang kekal dan mulia.
Untuk itu, marilah kita menghargai apa yang sudah dilakukan Yesus Kristus di Golgota, dengan percaya pada-Nya, mengasihi-Nya, melakukan apa yang diperintahkan-Nya dengan segenap hati, jiwa dan segenap akal budi kita.
Hal tersbut bisa aplikasikan dalam keseharian kita. Baik dalam lingkup aktivitas di kantor, pelayanan di Gereja dan pergaulan dengan sesama.
Janganlah kita hanya menjadikan Paskah sebagai momentum permohonan pengampunan dosa karena mengingat pengorbanan Yesus, melainkan menjadikan paskah di setiap hari-hari kita.
Selamat menyongsong Jumat Agung dan minggu Paskah.. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar